Waktu
itu menunjukkan pukul setengah 5 pagi, terdengar sayup-sayup suara adzan subuh
yang membangunkanku pada saat itu.
. Aku
bersekolah di SMPN 20 Malang dan pada waktu itu aku kelas 7 tepatnya 7C. Waktu
sudah sampai gerbang sekolah aku bertanya tanya kenapa sepi sekali, padahal kan
waktu baru menunjukkan pukul 06.05 lantas apa ada yang salah dengan jamku ini. Ya sudah, aku
langsung saja menuju jalan kekelasku.
“Lho,
kelasku yang sebelah mana ya? Perasaan naik tangga yang ini deh”.
“Apa
jangan-jangan aku salah naik tangga?”.
Setelah
bergumam sendiri,aku melihat salah seorang teman ku namanya Ayu naik ketangga
didekat gazebo, langsung saja aku ikuti. Sesampainya dikelas, ada yang
memanggilku, suaranya tidak asing lagi ditelingaku.
“Hai
ir, sini duduk disebelahku saja” kata Ayu dengan suara tingginya.
“Oke,
aku disebelah kiri ya yu”.
Setelah
itu kami berbincang-bincang lama sampai ibu wali kelas kami datang. Ibu wali
kelasku waktu kelas 7 bernama Ibu Sri Sundari dan beliau mengajarkan mata
pelajaran IPS. Setelah bu Sri, panggilan akrab kami kepada beliau, menyampaikan
banyak hal tentang SMPN 20 Malang ini. Kami disuruh untuk maju ke depan kelas
untuk memperkenalkan diri satu persatu. Pada waktu teman laki-laki ku
mengenalkan dirinya kedepan kelas, temanku bilang kepadaku.
“Ir,
kamu tau nggak anak cowok yang maju setelahmu tadi?” kata temanku.
“Oh,
dia, iya tau, kenapa memangnya?”.
“Dia
ganteng yaa”.
“Semua
cowok itu ganteng, tapi kalau dia bukan tipeku”.
“Ohh
gitu, awas aja ya kalau lama-lama kamu suka sama dia”.
“Iya”.
Dan
jam menunjukkan pukul 9, saatnya istirahat. Aku bersama Ayu pergi kekantin dan
memesan kentang goreng. Sewaktu memesan aku terkejut karena ada lelaki yang
dibicarakan temanku tadi ada disebelahku. Dia menyapa melalui senyum simpulnya
yang kata teman perempuanku tadi ganteng. Kami bertatapan agak lama, sampai Ayu
menepuk pundakku.
“Ayo
Ir, kita duduk, dari tadi kamu kok liat dia sih, jangan-janga kamu suka ya!”.
“Ihh,
enggak kok” dengan wajah tersipu malu.
Lalu kami melanjutkan untuk memakan kentang goreng
kami di gazebo. Ayu memulai lagi dengan rasa penasarannya dengan cowok itu.
Sampai-sampai aku dibuat ngantuk sama dia.
Bel
masuk sudah berbunyi, sekarang waktunya pelajaran IPS. Tetapi, bu Sri tidak
menggunakannya untuk mempelajari sebuah materi, melainkan beliau mengatur
tempat duduk kami. Semua teman-temanku bersorak menentang kepada beliau. Tetapi
apa daya, bu Sri tetap melanjutkan misinya tersebut, hehehe.
Ayu
duduk dengan Kumala sedangkan aku dengan Faras, kami berdua terpisah tidak
jauh.
Hari
hari kujalani dengan banyaknya suka dan duka bersama anak-anak kelas 7C ini
sampai pada akhirnya Ujian Semester memisahkan kita. Tetapi untungnya, aku
masih bisa satu kelas dengan Ayu di kelas 8G. Hanya aku, Ayu,Ryan dan Diandra
yang satu kelas. Aku dengar-dengar kelas 8G itu kelas yang rendahan, aku
terkejut dan tidak menyangka berada di kelas ini. Tetapi semua itu hanya gossip
belaka. Di kelas 8G ini aku menemukan teman baruku, yaitu Almaura. Dia orangnya
pendiam sekali, tetapi orangnya pengertian, aku suka teman seperti itu. Dan
entah kenapa hatiku sangat tidak enak sekali, waktu aku berpisah kelas dengan
satu teman lelaki ku itu.
“Apa benar aku suka sama dia? Tapi
nggak mungkin, dia itu orangnya cuek, nyapa aku aja nggak mau, perempuan mana
yang mau sama dia” gumamku.
Setelah
itu, aku tidak tahan lagi, aku menceritakan semuanya kepada Almaura, Almaura
pun kaget dan dia bilang kepadaku kalau kamu jangan suka sama anak cowok itu,
pikirin saja sekolah. Dan aku turuti saja kata Almaura, semoga aku cepat lupa
dengan kejadian tersebut.
Tak
terasa 2 Semester sudah ku tempuh pada waktu kelas 8 ini. Dan saat itu OSIS
menyelenggarakan Class Meeting. Berbagai macam lomba yang di adakan oleh pihak
OSIS, tetapi kelasku hanya memenangkan juara 2 Lomba Futsal Putra dan Juara
Harapan MasMbakWicanyo. Merupakan suatu kebanggaan tersendiri untukku, walaupun
aku tidak mengikuti lomba tersebut.
Seminggu kemudian ibu Wali Kelasku
memberitahukan kalau senin depan ada ujian semester. Wah, tak terasa ya aku
berada dikelas ini, perasaanku baru
kemarin saja aku berada dikelas 8G ini. Bakalan kangen nih sama teman teman.
Oke,
kelas 7 dan 8 telah aku tempuh, dan sekarang aku telah kelas 9, kata orang
orang kelas 9 itu nggak ada waktu untuk main, santai-santai dan lain lain.
Kelas
9 aku masuk di 9C, dan Alhamdulillah hampir satu kelas 9C adalah teman di kelas
7C ku dulu, waahh! Senangnya bukan kepalang, tetapi aku kira dia juga satu
kelas denganku, ternyata dia masuk dikelas unggulan, salut deh buat kamu. Kelas
9C wali kelasnya adalah Ibu Wiwik Widjajati, aku kira dia orangnya galak, suka
marah-marah gitu, tetapi itu salah. Dia sebenarnya orangnya lucu, humoris,
tetapi jangan buat dia marah, bisa-bisa sehari semalam beliau nggak
memperhatikan anak didiknya, hehehe.
Bu
Wiwik pernah bilang sama satu kelas seperti ini.
“Anak-anak, meskipun kalian bukan kelas
unggulan, kalian jangan bersedih hati, kenapa? Karena biasanya di kelas-kelas
unggulan itu anak-anaknya terlalu serius jadi nggak bisa diajak guyon.
Jadi, jadilah kelas yang menyenangkan, yang bisa membuat guru-gurunya nggak bosen
buat ngajar dikelas 9C ini. Tapi jangan terlalu banyak guyon, ambek serius
titik-titik rek”. kata bu Wiwik dengan logat khasnya yang lucu itu.
Aku
dikelas duduk dengan Annisa, panggilan akrab ku sama dia sih nisa, dia itu dulu
waktu kelas 8 masuk dikelas unggulan,sebenarnya sih aku sebelum sama Nisa aku
duduk dengan Dyah, tetapi Dyah memilih pindah sama Kumala, tak apalah bagiku.
Waktu itu aku duduk sendirian, tiba-tiba ada Nisa nyelonoh masuk ke kelas, aku
kira dia siapa, eh ternyata dia baru kelar OSIS. Pertama kali sih aku nggak
berani ngobrol banyak sama nisa, tapi lama kelamaan aku sama nisa ngobrol
ngobrol akrab gitu. Nisa itu orangnya pinter matematika, jadi, kalo aku nggak
bisa atau nggak paham sama soal soal matematika, tinggal tanya aja deh sama
Nisa. Tapi yang paling aku nggak suka dari Nisa yaitu sifat kekanak-kanakannya,
mungkin dia masih umur 13 tahun.
Ternyata
bel istirahat udah berbunyi, aku pun langsung menengok kearah jendela bagian
kanan ku, dan menyapa Alma dan Bella sembari melambaikan tangan.
“Bel,
Ma!”
“Oh
iya Im (entah kenapa namaku berubah menjadi Iim, tapi tak apalah”.
Langsung
saja kami bertiga menuju kantin untuk membeli makanan di kantinnya pak Ali,
selain berjualan di kantin, pak Ali itu juga guru Agama Islam ku lhoo.
“Pak
Ali kami beli roti nya 3 ya pak”.
“Oke
nduk” dengan gaya pak Ali yang santai menyenangkannya itu.
Setelah
puas memakan roti, aku mengajak Bella dan Alma pergi kekelasku.
“Bel,
Ma ayo kekelasku”.
“Ngapain
kekelasmu Im” tanya Bella.
“Ya
temenin aku lah, sama aku mau curhat”.
“Oalah,
curhat tentang cowok yang kamu taksir itu ta?” kata Alma
“Kamu
kok tau ma, wah jangan jangan kamu bisa baca pikiranku nih”.
“Hehe,
Alma gitu lho!”.
“Ayo
masuk rek, nggak usah malu-malu” kata ku.
“Iya
Im”.
Gini,
aku mau cerita, kenapa ya aku kok tiba- tiba suka sama anak itu? Aku bingung
deh, padahal aku dulu udah janji gak bakal inget-inget dia, eh taunya sekarang
malah aku jadi suka lagi deh, huh, sebel deh. Jadi nya aku nggak konsentrasi
belajar.
“Sebentar
im, emangnya dia juga suka sama kamu?” kata Bella.
“Mungkin
Bel, soalnya kalo di jalan ketemu pasti dia nyapa lewat senyum simpulnya yang
manis itu, gimana mau lupa Bel”.
“Ya
kamu jalanin aja, nanti kan juga lupa-lupa sendiri” kata Alma.
“Iya
deh, makasih ya teman-temanku”.
“Iya,
sama-sama” kata Bella dan Alma sambil memelukku.
Bel
5 menit tanda masuk pun berbunyi, aku pun mengantarkan dua temanku kembali
kekelasnya, tiba-tiba.
“Aww,
ya.. tumpah deh minumku” sembari membersihkan baju ku yang basah.
“Siapa
si.. Ya Tuhan, kamu!” sambil tangan ku menunjuk dia.
“Eh,
maaf Ir aku nggak sengaja, lho baju mu basah, maaf ya Ir”.
“Im,
kamu nggak papa ta?” tanya Bella.
“Maaf
ya Ir” kata cowok itu.
“Oh
iya, nggak papa kok” kataku sambil membersihkan bajuku yang basah ini dan melanjutkan
jalan kekelas mereka.
Entah kenapa, Bella dan Alma melihat
dan senyum-senyum padaku, oh, aku tau pasti gara-gara tadi deh, jadi malu aku.
Akhirnya sudah sampai dikelas mereka. Aku pun bergegas kekelas karena pelajaran
selanjutnya adalah Matematika.
Waktu
aku datang kekelas, aku ditertawakan sama Eldo dan Daud, ini nih dua anak yang
selalu bikin aku ketawa walaupun mereka berdua suka mengolok-olok aku. Biarlah,
aku sudah biasa diolok-olok mereka berdua.
Dua
bulan lebih aku berada di kelas 9C, dan hari ini adalah hari yang menyebalkan
bagiku Karen aku tidak membawa buku LKS Bhs Indonesia.
“Lho
LKS Bhs Indonesia ku mana ya?”.
“Kamu
nggak bawa Ir?” kata Nisa.
“Nggak
Nis, gimana ini?”.
“Ir
kan sekarang membahas LKS lho!”.
“Oh
iya!” dengan menunjukkan mimik cemasku.
“Tapi
Ir sekarang kan UTS Bhs Indonesia, jadi kemungkinan nggak bahas LKS”.
“Ya
sudahlah Nis”.
Setelah
mengerjakan soal UTS dari Bu Rubi, tiba-tiba beliau menyuruh kami semua
mengeluarkan LKS Bhs Indonesia dan membahas tugas yang belum dikoreksi. Lalu
beliau bertanya.
“Siapa
yang belum mengerjakan?” .
“Saya
tidak membawa, Bu”.
“Ya
kamu tulis tatib”.
“Iya
bu” kata ku dengan perasaan yang campur aduk.
Ini
pertama kalinya aku dapet tatib, aku tidak ingin aku tidak ingin itu terjadi,
tapi apa daya, kan itu juga kesalahanku, aku jadi pelajaran saja lah, untuk
tidak melakukan kesalahan lagi.
Besok
pada jam ke 3-4 aku UTS Matematika, ya ini, UTS dimana dari kelas 7 dan 8 aku
her terus, padahal aku bisa mengerjakannya, tapi kenapa selalu her ya? Mungkin
takdirku, hahaha.
UTS
ini berlangsung selama 1 minggu, dan rencananya setelah UTS, aku dan temanku
Carollina ingin refreshing dengan menonton sebuah film di bioskop yang judulnya
The Giver, aku ingin sekali menonton film itu karena penyanyi favoritku, yaitu
Taylor Swift menjadi salah satu pemain dalam film tersebut. Ya semoga saja UTS
ku nilai-nilainya bagus semua, agar nanti pada hari sabtu bisa jalan-jalan sama
temanku..
Dan
aku harap kelas 9C nantinya pada waktu mengerjakan soal UN dapat mengerjakannya
dengan lancar dan aku harap seluruh siswa kelas 9 saat ini dapat lulus semua
dengan hasil yang baik.
0 komentar:
Posting Komentar