Rabu, 11 Februari 2015

Cerpen "Sekolah Menengah Pertama"

Diposting oleh Irma Dyah A. di 01.25

Waktu itu menunjukkan pukul setengah 5 pagi, terdengar sayup-sayup suara adzan subuh yang membangunkanku pada saat itu.
           
“Hari ini hari pertama aku sekolah, aku nggak boleh telat ini”.
.           Aku bersekolah di SMPN 20 Malang dan pada waktu itu aku kelas 7 tepatnya 7C. Waktu sudah sampai gerbang sekolah aku bertanya tanya kenapa sepi sekali, padahal kan waktu baru menunjukkan pukul 06.05 lantas apa ada  yang salah dengan jamku ini. Ya sudah, aku langsung saja menuju jalan kekelasku.
            “Lho, kelasku yang sebelah mana ya? Perasaan naik tangga yang ini deh”.
            “Apa jangan-jangan aku salah naik tangga?”.
Setelah bergumam sendiri,aku melihat salah seorang teman ku namanya Ayu naik ketangga didekat gazebo, langsung saja aku ikuti. Sesampainya dikelas, ada yang memanggilku, suaranya tidak asing lagi ditelingaku.
            “Hai ir, sini duduk disebelahku saja” kata Ayu dengan suara tingginya.
            “Oke, aku disebelah kiri ya yu”.
Setelah itu kami berbincang-bincang lama sampai ibu wali kelas kami datang. Ibu wali kelasku waktu kelas 7 bernama Ibu Sri Sundari dan beliau mengajarkan mata pelajaran IPS. Setelah bu Sri, panggilan akrab kami kepada beliau, menyampaikan banyak hal tentang SMPN 20 Malang ini. Kami disuruh untuk maju ke depan kelas untuk memperkenalkan diri satu persatu. Pada waktu teman laki-laki ku mengenalkan dirinya kedepan kelas, temanku bilang kepadaku.
            “Ir, kamu tau nggak anak cowok yang maju setelahmu tadi?” kata temanku.
            “Oh, dia, iya tau, kenapa memangnya?”.
            “Dia ganteng yaa”.
            “Semua cowok itu ganteng, tapi kalau dia bukan tipeku”.
            “Ohh gitu, awas aja ya kalau lama-lama kamu suka sama dia”.
            “Iya”.
Dan jam menunjukkan pukul 9, saatnya istirahat. Aku bersama Ayu pergi kekantin dan memesan kentang goreng. Sewaktu memesan aku terkejut karena ada lelaki yang dibicarakan temanku tadi ada disebelahku. Dia menyapa melalui senyum simpulnya yang kata teman perempuanku tadi ganteng. Kami bertatapan agak lama, sampai Ayu menepuk pundakku.
            “Ayo Ir, kita duduk, dari tadi kamu kok liat dia sih, jangan-janga kamu suka ya!”.
            “Ihh, enggak kok” dengan wajah tersipu malu.
Lalu  kami melanjutkan untuk memakan kentang goreng kami di gazebo. Ayu memulai lagi dengan rasa penasarannya dengan cowok itu. Sampai-sampai aku dibuat ngantuk sama dia.
Bel masuk sudah berbunyi, sekarang waktunya pelajaran IPS. Tetapi, bu Sri tidak menggunakannya untuk mempelajari sebuah materi, melainkan beliau mengatur tempat duduk kami. Semua teman-temanku bersorak menentang kepada beliau. Tetapi apa daya, bu Sri tetap melanjutkan misinya tersebut, hehehe.
Ayu duduk dengan Kumala sedangkan aku dengan Faras, kami berdua terpisah tidak jauh.
Hari hari kujalani dengan banyaknya suka dan duka bersama anak-anak kelas 7C ini sampai pada akhirnya Ujian Semester memisahkan kita. Tetapi untungnya, aku masih bisa satu kelas dengan Ayu di kelas 8G. Hanya aku, Ayu,Ryan dan Diandra yang satu kelas. Aku dengar-dengar kelas 8G itu kelas yang rendahan, aku terkejut dan tidak menyangka berada di kelas ini. Tetapi semua itu hanya gossip belaka. Di kelas 8G ini aku menemukan teman baruku, yaitu Almaura. Dia orangnya pendiam sekali, tetapi orangnya pengertian, aku suka teman seperti itu. Dan entah kenapa hatiku sangat tidak enak sekali, waktu aku berpisah kelas dengan satu teman lelaki ku itu.
“Apa benar aku suka sama dia? Tapi nggak mungkin, dia itu orangnya cuek, nyapa aku aja nggak mau, perempuan mana yang mau sama dia” gumamku.
Setelah itu, aku tidak tahan lagi, aku menceritakan semuanya kepada Almaura, Almaura pun kaget dan dia bilang kepadaku kalau kamu jangan suka sama anak cowok itu, pikirin saja sekolah. Dan aku turuti saja kata Almaura, semoga aku cepat lupa dengan kejadian tersebut.
Tak terasa 2 Semester sudah ku tempuh pada waktu kelas 8 ini. Dan saat itu OSIS menyelenggarakan Class Meeting. Berbagai macam lomba yang di adakan oleh pihak OSIS, tetapi kelasku hanya memenangkan juara 2 Lomba Futsal Putra dan Juara Harapan MasMbakWicanyo. Merupakan suatu kebanggaan tersendiri untukku, walaupun aku tidak mengikuti lomba tersebut.
            Seminggu kemudian ibu Wali Kelasku memberitahukan kalau senin depan ada ujian semester. Wah, tak terasa ya aku berada dikelas  ini, perasaanku baru kemarin saja aku berada dikelas 8G ini. Bakalan kangen nih sama teman teman.
Oke, kelas 7 dan 8 telah aku tempuh, dan sekarang aku telah kelas 9, kata orang orang kelas 9 itu nggak ada waktu untuk main, santai-santai dan lain lain.
Kelas 9 aku masuk di 9C, dan Alhamdulillah hampir satu kelas 9C adalah teman di kelas 7C ku dulu, waahh! Senangnya bukan kepalang, tetapi aku kira dia juga satu kelas denganku, ternyata dia masuk dikelas unggulan, salut deh buat kamu. Kelas 9C wali kelasnya adalah Ibu Wiwik Widjajati, aku kira dia orangnya galak, suka marah-marah gitu, tetapi itu salah. Dia sebenarnya orangnya lucu, humoris, tetapi jangan buat dia marah, bisa-bisa sehari semalam beliau nggak memperhatikan anak didiknya, hehehe.
Bu Wiwik pernah bilang sama satu kelas seperti ini.
“Anak-anak, meskipun kalian bukan kelas unggulan, kalian jangan bersedih hati, kenapa? Karena biasanya di kelas-kelas unggulan itu anak-anaknya terlalu serius jadi nggak bisa diajak guyon. Jadi, jadilah kelas yang menyenangkan, yang bisa membuat guru-gurunya nggak bosen buat ngajar dikelas 9C ini. Tapi jangan terlalu banyak guyon, ambek serius titik-titik rek”. kata bu Wiwik dengan logat khasnya yang lucu itu.
Aku dikelas duduk dengan Annisa, panggilan akrab ku sama dia sih nisa, dia itu dulu waktu kelas 8 masuk dikelas unggulan,sebenarnya sih aku sebelum sama Nisa aku duduk dengan Dyah, tetapi Dyah memilih pindah sama Kumala, tak apalah bagiku. Waktu itu aku duduk sendirian, tiba-tiba ada Nisa nyelonoh masuk ke kelas, aku kira dia siapa, eh ternyata dia baru kelar OSIS. Pertama kali sih aku nggak berani ngobrol banyak sama nisa, tapi lama kelamaan aku sama nisa ngobrol ngobrol akrab gitu. Nisa itu orangnya pinter matematika, jadi, kalo aku nggak bisa atau nggak paham sama soal soal matematika, tinggal tanya aja deh sama Nisa. Tapi yang paling aku nggak suka dari Nisa yaitu sifat kekanak-kanakannya, mungkin dia masih umur 13 tahun.
Ternyata bel istirahat udah berbunyi, aku pun langsung menengok kearah jendela bagian kanan ku, dan menyapa Alma dan Bella sembari melambaikan tangan.
            “Bel, Ma!”
            “Oh iya Im (entah kenapa namaku berubah menjadi Iim, tapi tak apalah”.
Langsung saja kami bertiga menuju kantin untuk membeli makanan di kantinnya pak Ali, selain berjualan di kantin, pak Ali itu juga guru Agama Islam ku lhoo.
            “Pak Ali kami beli roti nya 3 ya pak”.
            “Oke nduk” dengan gaya pak Ali yang santai menyenangkannya itu.
Setelah puas memakan roti, aku mengajak Bella dan Alma pergi kekelasku.
            “Bel, Ma ayo kekelasku”.
            “Ngapain kekelasmu Im” tanya Bella.
            “Ya temenin aku lah, sama aku mau curhat”.
            “Oalah, curhat tentang cowok yang kamu taksir itu ta?” kata Alma
            “Kamu kok tau ma, wah jangan jangan kamu bisa baca pikiranku nih”.
            “Hehe, Alma gitu lho!”.
            “Ayo masuk rek, nggak usah malu-malu” kata ku.
            “Iya Im”.
Gini, aku mau cerita, kenapa ya aku kok tiba- tiba suka sama anak itu? Aku bingung deh, padahal aku dulu udah janji gak bakal inget-inget dia, eh taunya sekarang malah aku jadi suka lagi deh, huh, sebel deh. Jadi nya aku nggak konsentrasi belajar.
            “Sebentar im, emangnya dia juga suka sama kamu?” kata Bella.
            “Mungkin Bel, soalnya kalo di jalan ketemu pasti dia nyapa lewat senyum simpulnya yang manis itu, gimana mau lupa Bel”.
            “Ya kamu jalanin aja, nanti kan juga lupa-lupa sendiri” kata Alma.
            “Iya deh, makasih ya teman-temanku”.
            “Iya, sama-sama” kata Bella dan Alma sambil memelukku.
Bel 5 menit tanda masuk pun berbunyi, aku pun mengantarkan dua temanku kembali kekelasnya, tiba-tiba.
            “Aww, ya.. tumpah deh minumku” sembari membersihkan baju ku yang basah.
            “Siapa si.. Ya Tuhan, kamu!” sambil tangan ku menunjuk dia.
            “Eh, maaf Ir aku nggak sengaja, lho baju mu basah, maaf ya Ir”.
            “Im, kamu nggak papa ta?” tanya Bella.
            “Maaf ya Ir” kata cowok itu.
            “Oh iya, nggak papa kok” kataku sambil membersihkan bajuku yang basah ini dan melanjutkan jalan kekelas mereka.
Entah kenapa, Bella dan Alma melihat dan senyum-senyum padaku, oh, aku tau pasti gara-gara tadi deh, jadi malu aku. Akhirnya sudah sampai dikelas mereka. Aku pun bergegas kekelas karena pelajaran selanjutnya adalah Matematika.
Waktu aku datang kekelas, aku ditertawakan sama Eldo dan Daud, ini nih dua anak yang selalu bikin aku ketawa walaupun mereka berdua suka mengolok-olok aku. Biarlah, aku sudah biasa diolok-olok mereka berdua.
Dua bulan lebih aku berada di kelas 9C, dan hari ini adalah hari yang menyebalkan bagiku Karen aku tidak membawa buku LKS Bhs Indonesia.
            “Lho LKS Bhs Indonesia ku mana ya?”.
            “Kamu nggak bawa Ir?” kata Nisa.
            “Nggak Nis, gimana ini?”.
            “Ir kan sekarang membahas LKS lho!”.
            “Oh iya!” dengan menunjukkan mimik cemasku.
            “Tapi Ir sekarang kan UTS Bhs Indonesia, jadi kemungkinan nggak bahas LKS”.
            “Ya sudahlah Nis”.
Setelah mengerjakan soal UTS dari Bu Rubi, tiba-tiba beliau menyuruh kami semua mengeluarkan LKS Bhs Indonesia dan membahas tugas yang belum dikoreksi. Lalu beliau bertanya.
            “Siapa yang belum mengerjakan?” .
            “Saya tidak membawa, Bu”.
            “Ya kamu tulis tatib”.
            “Iya bu” kata ku dengan perasaan yang campur aduk.
Ini pertama kalinya aku dapet tatib, aku tidak ingin aku tidak ingin itu terjadi, tapi apa daya, kan itu juga kesalahanku, aku jadi pelajaran saja lah, untuk tidak melakukan kesalahan lagi.
Besok pada jam ke 3-4 aku UTS Matematika, ya ini, UTS dimana dari kelas 7 dan 8 aku her terus, padahal aku bisa mengerjakannya, tapi kenapa selalu her ya? Mungkin takdirku, hahaha.
UTS ini berlangsung selama 1 minggu, dan rencananya setelah UTS, aku dan temanku Carollina ingin refreshing dengan menonton sebuah film di bioskop yang judulnya The Giver, aku ingin sekali menonton film itu karena penyanyi favoritku, yaitu Taylor Swift menjadi salah satu pemain dalam film tersebut. Ya semoga saja UTS ku nilai-nilainya bagus semua, agar nanti pada hari sabtu bisa jalan-jalan sama temanku..

Dan aku harap kelas 9C nantinya pada waktu mengerjakan soal UN dapat mengerjakannya dengan lancar dan aku harap seluruh siswa kelas 9 saat ini dapat lulus semua dengan hasil yang baik.

0 komentar:

Posting Komentar

Translate

 

Welcome To My Blog Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review