Senin, 26 Januari 2015

TIPS CARA BELAJAR EFEKTIF UNTUK MENGHADAPI UJIAN

Diposting oleh Irma Dyah A. di 22.01 0 komentar

tips cara belajar efektif untuk menghadapi ujian

Tips Cara Belajar Efektif Untuk Menghadapi Ujian

Setelah beberapa waktu lalu saya memberikan tips cara belajar yang baik, untuk kali ini saya juga akan memberikan tips cara belajar efektif untuk menghadapi ujian, karena saat ini teman-teman yang kita ataupun anak-anak kita yang sedang duduk dibangku sekolah sedang melaksanakan Ujian Sekolah dan dilanjutkan Ujian Nasional.

Untuk itu tidak ada salahnya mencoba beberapa tips cara belajar efektif untuk menghadapi ujian dibawah ini.

1.       Buat Suasana Belajar Yang Nyaman (kondusif)
Banyak hal yang bisa buat suasana belajar menjadi nyaman. Kita bisa pilih lagu yang sesuai dengan mood kita. Tempat belajar juga bisa kita sesuaikan. Kalau sedang bosan di kamar bisa di teras atau di perpustakaan. Kuncinya jangan sampai aktivitas belajar kita mengganggu dan terganggu oleh pihak lain. Hal ini mengingat bahwa masing-masing anak memiliki gaya belajar sendiri-sendiri, sesuaikan dengan diri anda.
2. Pilih Waktu Belajar yang Tepat
Waktu belajar yang paling pas adalah pada saat badan kita masih segar. Memang tidak semua orang punya waktu belajar yang sama. Tapi biasanya, pagi hari adalah waktu yang tepat untuk berkonsentrasi penuh. Gunakan saat ini untuk mengolah materi-materi baru. Sisa-sisa energi bisa digunakan untuk mengulang pelajaran dan mengerjakan pekerjaan rumah. Jangan dibiasakan belajar dengan SKS (sistem  kebut semalam):D karena ini tidak memberikan manfaat tapi malah membuat kita lelah.
3. Kembangkan Materi Yang Sudah di Pelajari
Jika kita sudah mengulang materi dan menjawab semua soal latihan, jangan langsung tutup buku. Cobalah kita berpikir kritis ala ilmuwan. Buatlah beberapa pertanyaan yang belum disertakan dalam soal latihan. Minta tolong guru untuk menjawabnya. Kalau belum puas, cari jawabannya pada buku referensi lain atau internet. Cara belajar ini mengajak kita untuk selalu berpikir ke depan dan kritis. Hal ini perlu dikembangkan karena selain melatih kita untuk berfikir kritis juga akan lebih mengingat dan memahami materi yang baru saja kita pelajari.
4. Mencatat Pokok-Pokok Pelajaran
Tinggalkan catatan pelajaran yang panjang. Ambil intisari atau kesimpulan dari setiap pelajaran yang sudah dibaca ulang. Kata-kata kunci inilah yang nanti berguna waktu kita mengulang pelajaran selama ujian. Atau kata lain membuat rangkuman materi yang kita pelajar. Bisa juga membuat peta konsep, karena ini akan menambah daya ingat kita akan materi pelajaran.
5. Membaca Adalah Kunci Belajar
Ingat pepatah lama mengatakan, buku adalah jendela dunia. Akan tetapi jika tidak dibaca hal ini juga sama saja, tidak ada artinya. Supaya kita bisa paham, minimal bacalah materi baru dua kali dalam sehari, yakni sebelum dan sesudah materi itu diterangkan oleh guru. Karena otak sudah mengolah materi tersebut sebanyak tiga kali jadi bisa dijamin bakal tersimpan cukup lama di otak kita.
6. Belajar Itu Memahami Bukan Sekedar Menghapal
Ya, fungsi utama kenapa kita harus belajar adalah memahami hal-hal baru. Kita boleh hapal 100% semua detail pelajaran, tapi yang lebih penting adalah apakah kita sudah mengerti betul dengan semua materi yang dihapal itu. Jadi sebelum menghapal, selalu usahakan untuk memahami dulu garis besar materi pelajaran.
7. Hapalkan Kata-Kata Kunci
Kadang, mau tidak mau kita harus menghapal materi pelajaran yang lumayan banyak. Sebenarnya ini bisa disiasati. Buatlah kata-kata kunci dari setiap hapalan, supaya mudah diingat pada saat otak kita memanggilnya. Misal, kata kunci untuk nama-nama warna pelangi adalah MEJIKUHIBINIU, artinya merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu.
8. Kembangkan Materi Yang Sudah di Pelajari
Kalau kita sudah mengulang materi dan menjawab semua soal latihan, jangan langsung tutup buku. Cobalah kita berpikir kritis ala ilmuwan. Buatlah beberapa pertanyaan yang belum disertakan dalam soal latihan. Minta tolong guru untuk menjawabnya. Kalau belum puas, cari jawabannya pada buku referensi lain atau internet. Cara belajar ini mengajak kita untuk selalu berpikir ke depan dan kritis.
9. Latih Sendiri Kemampuan Kita
Sebenarnya kita bisa melatih sendiri kemampuan otak kita. Pada setiap akhir bab pelajaran, biasanya selalu diberikan soal-soal latihan. Tanpa perlu menunggu instruksi dari guru, coba jawab semua pertanyaan tersebut dan periksa sejauh mana kemampuan kita. Kalau materi jawaban tidak ada di buku, cobalah tanya ke guru.
10. Sediakan Waktu Untuk Istirahat
Belajar boleh kencang, tapi jangan lupa untuk istirahat. Kalau di kelas, setiap jeda pelajaran gunakan untuk melemaskan badan dan pikiran. Setiap 30-45 menit waktu belajar kita di rumah selalu selingi dengan istirahat. Kalau pikiran sudah suntuk, percuma saja memaksakan diri. Setelah istirahat, badan menjadi segar dan otak pun siap menerima materi baru.
Satu lagi, tujuan dari ulangan dan ujian adalah mengukur sejauh mana kemampuan kita untuk memahami materi pelajaran di sekolah. Selain menjawab soal-soal latihan, ada cara lain untuk mengetes apakah kita sudah paham suatu materi atau belum. Coba kita jelaskan dengan kata-kata sendiri setiap materi yang sudah dipelajari. Kalau kita bisa menerangkan dengan jelas dan teratur, tak perlu detail, berarti kita sudah paham.
Yang terakhir adalah persiapkan mental (psikis) kalian, jika materi sudah anda kuasai tanpa didukung dengan mental (psikis) yang baik maka hal itu akan mengurangi kesiapan kita dalam menghadapi ujian. Tidak sedikit yang mengalami demam panggung (grogi, kurang pd) pada saat ujian, hal ini akan membuat konsentrasi kita terpecah dan materi pelajaran yang semula kita kuasa akan lupa pada saat ujian. Anggap ujian itu seperti ulangan harian saja, tidak usah takut, optimis kalau kita bisa.
Mudah-mudahan dengan sedikit tips cara belajar efektif untuk menghadapi ujian ini bisa bermanfaat bagi kita semua. Sukses buat yang sedang menghadapi ujian tahun ini. Amin
Sumber : belajarpsikologi.com

Senin, 19 Januari 2015

SINOPSIS BUKU "SABTU BERSAMA BAPAK"

Diposting oleh Irma Dyah A. di 22.26 0 komentar
image













Setelah sukses dengan Jomblo dan
Gege Mengejar Cinta yang full komedi dan sangat lucu, jujur gue sedikit kecewa karena buku-buku berikutnya (Mencoba Sukses dan Catatan Mahasiswa Gila) karena tidak sesuai dengan ekspetasi gue. Jadi ketika Kang Adhit ini menelurkan sebuah buku baru, ketika akan membaca buku ini, gue agak menurunkan ekspetasi juga.
Untuk resensi ceritanya sendiri, Sabtu Bersama Bapak bercerita tentang Satya, Cakra dan Bu Itje, ibu mereka yang harus menjalani hidup setelah kepergian sang Bapak, Gunawan Garnida (namanya mengingatkan dengan tokoh utama GMC, Geladi Garnida) yang meninggal ketika Satya dan Cakra masih kecil. Namun kepergian sang Bapak tidak hanya meninggalkan nafkah lahir untuk keberlangsungan hidup, namun juga sebuah sebuah bekal dalam menjalani hidup untuk Satya dan Cakra.
Bekal itu berupa video dari cerita Sang Bapak sambil menyelipkan pesan-pesan kehidupan sebagai panduan dalam menjalanii hidup untuk kedua anaknya. Setelah kepergian Sang Bapak, setiap sabtu mereka menonton video-video tersebut.
Kehidupan Satya, Cakra, Bu Itje dan bekal dari Bapak itulah yang menjadi plot cerita utama dalam buku ini.
Mungkin sama seperti kalian, awalnya gue mengira ini adalah sebuah novel bergenre keluarga untuk pembaca berumur 30 tahun keatas yang sudah berkeluarga.
Tapi ternyata gue salah.
Tapi bukan berarti semua cowok selalu salah. Remember that, Girls! *lah kok larinya ke situ?*
By the way, Selain sebuah plot utama yang gue sebutkan di atas, di buku ini juga ada sub plot yang bercerita tentang kehidupan masing-masing tokoh utama yaitu Satya, Cakra dan Bu Itje.
Cerita Satya bersama istri dan anak-anaknya, yang cocok untuk pembaca newly weds ataupunnewly parents.
Cerita Cakra yang berusaha mendapatkan jodoh, cocok untuk pembaca usia muda yang masih sedang berusaha mencari pasangan.
Cerita Bu Itje, cocok untuk para orang tua yang anaknya beranjak dewasa.
Dengan apik, Kang Adhit membungkus beberapa sub-plot tersebut menjadi sebuah novel dengan plot utuh dan saling berkaitan.
Dengan alur cerita bergaya flashback, Kang Adhit membuat kita selalu bertanya-tanya di setiap halaman, kejadian apa yang terjadi dahulu yang dialami oleh sang Bapak sehingga plotnya kok begini dan begitu.
Sejak novel pertama Kang Adhit yaitu Jomblo, gue langsung menyukainya karena novel-novel tersebut ceritanya bisa relate ke gue.
Gue pernah merasakan menjadi jomblo yang tidak berani mengatakan cinta seperti Olip di novel Jomblo.
Gue juga pernah merasakan bagaimana harus memilih orang yang mencintai kita atau kita cintai seperti Gege dalam GMC.
Dan ketika membaca Sabtu Bersama Bapak, gue merasakan bagaimana rasanya menjadi Satya dan Cakra sekaligus.
Gue tahu rasanya menjadi Cakra. Seorang pria yang sudah cukup lama bekerja, usia sudah cukup namun lama menjomblo dan belum menikah juga. Pertanyaan kapan nikah dan tawaran dari sang mamah buat dikenalkan dengan anak gadis temannya ataupun perjodohan yang dilakukan oleh teman-teman kantor pernah menjadi makanan sehari-hari gue.
Walaupun gue masih calon Bapak, tapi gue juga memahami apa yang dialami Satya dalam membangun sebuah keluarga dan mendidik anak. Membaca cerita Satya dan pesan cerita yang ingin disampaikannya, membuat gue menjadi berpikir ulang bagaimana gue akan membesarkan anak-anak gue nantinya.
Sabtu Bersama Bapak menurut gue sebuah novel yang komplit.
Bagi yang kangen dengan gaya tulisan Kang Adhit yang lucu cerdas dalam Gege Mengejar Cinta, akan didapati dalam cerita tentang Cakra. Kalau dalam buku Mencoba Sukses gue hanya tersenyum tipis, namun jokes khas dari Kang Adhit sukses membuat gue tertawa seperti dulu membaca Jomblo dan GMC.
Sementara cerita-cerita lainnya penuh dengan pesan-pesan hidup yang penuh arti, dari mulai hal sederhana seperti cara mendekati wanita sampai hal kompleks seperti bagaimana mendidik anak. Beberapa part bahkan membuat gue meneteskan air mata.
Sebuah twist di akhir cerita membuat novel ini terasa berbeda.
Pesan utama buku ini, agar kita bisa bermanfaat untuk orang lain, sungguh suatu tulisan yang jarang didapat dari sebuah novel, yang biasanya cuma ada di buku motivasi.
“Dia percaya bahwa manusia ditempatkan di dunia utuk membuat dunia lebih baik untuk sebagian orang lain. Jika pun seseorang berguna bagi 1-2 orang, orang itu sudah membuat dunia ini jadi tempat yang lebih baik. SBP – Hal 30.”
Seperti yang sudah gue tulis di atas, Sabtu Bersama Bapak, meskipun judulnya terkesan sepertiParenting Guides Book, tapi adalah buku untuk dibaca semua orang.
Untuk kamu, seorang anak yang ingin belajar berbakti kepada orang tuanya.
Untuk kamu, para remaja yang ingin belajar mendekati wanita.
Untuk kamu, yang ingin mencari pasangan hidup.
Untuk kamu, pasangan baru yang baru belajar menjadi suami istri.
Untuk kamu, suami yang ingin membahagiakan istri, dan istri yang ingin membahagiakan suami.
Untuk kamu, orang tua yang ingin belajar bagaimana membesarkan anak.
Untuk kamu, pecinta novel komedi ataupun novel romance.

Translate

 

Welcome To My Blog Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review