Senin, 09 Februari 2015

Sinopsis Pinocchio episode 6 part 1

Diposting oleh Irma Dyah A. di 21.07


Episode 6 ini diawali dengan seorang reporter yang datang ke kantor polisi dengan membawa begitu banyak barang. Dia kemudian memperkenalkan dirinya pada sekelompok orang yang sepertinya mereka adalah reporter juga.

“Anyeonghasimika... Namaku Kang Seo Hak dari ANT!” ucap Seo Hak dengan begitu semangat. Tak ada satupun reporter yang menyambur perkenalan Seo Hak,karena mereka sudah terlihat kelelahan menunggu dikantor polisi sampai ada berita yang bisa mereka tulis. Seseorag dari mereka beranjak dan menghampiri Seo Hak.

“Mawari, hari ini adalah tugas pertamamu kan?” tanya orang itu pada Seok Hak.

*Mawari adalah reporter baru yang biasanya di tugaskan di kantor polisi.  

[ 3 hari kemudian]



Dal Po datang ke kantor polisi dan menghampiri rombongan reporter. Sama seperti Mawari sebelumnya, Dal Po memperkenalkan dirinya dengan semangat pada mereka semua. Namun mereka semua hanya memandang Dal Po dengan tatapan kasihan, Ya... karena Dal Po juga tidak lama lagi pasti akan berpenampilan seperti mereka, seperti zombie. Bahkan reporter yang baru datang 3 hari yang lalu juga sudah berpenampilan seperti zombie.

Seo Hak menghampiri Dal Po dan berkata, “Mawari, hari ini adalah tugas pertamamu kan?”. Seo Hak berucap seperti ucapan reporter yang sebelumnya juga menghampirinya.

Mereka terlihat seperti zombie. Zombie yang bergadang seharian. Dan sebentar lagi.... aku juga akan menjadi zombie seperti mereka.” ucap Dal Po dalam hati.

[Episode 6 – Gelandangan 15 tahun]

~ 6 Jam yang lalu~


Dal Pyeong sedang memotongi kuku dan kukunya mengenai teman kerjanya. Teman kerja Dal Pyeong kesal dan menyebut Dal Pyoeng jorok, bahkan dia berkata kalau orang gila sajalah yang memotong kuku di tempat kerja. Tak mau kalah, Dal Pyeong pun menjawab kalau nonton TV di tempat kerja juga tidak boleh, jadi dia menyurun rekan kerjanya itu untuk mematikan TV.


Tepat disaat itu, video In Ha ditayangkan di TV. Tentu saja melihat In Ha di TV sebagai reporter langsung membuat Dal Pyeong terkejut, karena In Ha tidak mengatakan apapun padanya. Saking shocknya, dia bahkan tidak menghiraukan ucapan temannya yang berkata kalau dia tidak percaya Dal Pyeong punya putri yang cantik, sedangkan Dal pyeong  adalah pria yang jorok.


Tak lama kemudian, Cha Ok datang untukk menemui Dal Pyeog. Melihat Cha Ok dan mengetahui kalau Cha Ok adalah mantan istri Dal Pyeong, membuat teman Dal Pyeong benar2 terkejut. Karena Cha Ok berkata ingin bicara berdua dengan Dal Pyeong, jadi Dal Pyeong pun meminta temannya keluar sebentar dan meninggalkan mereka berdua. Teman Dal Pyeong tentu saja langsung melakukannya, sambil pergi dia terus berkata kalau akhirnya dia bisa memecahkan misteri kenapa Dal Pyoeng bisa punya putri cantik, semua itu karena ibunya adalah Sung Cha Ok.


Cha Ok menemui Dal Pyeong untuk membicarakan tentang In Ha. Selagi mereka berbicara, kita dialihkan sejenak pada Young Tak yang sedang menyampaikan sebuah berita tentang kebakaran 26 hari yang lalu, dimana di dalam tubuh korban terdeteksi bahan kimia berancun. Young Tak menambahkan kalau polisi sekarang sedang memperluas penyelidikan, karena polisi menduga kalau luka bakar korban tidak terlalu serius dan yang membuat korban tewas adalah bahan kimia beracun yang diketahui setelah mayat diotopsi.


Jae Myung melihat berita itu, dimana disiarkan kalau yang diduga menjadi tersangka pembunuh korban adalah Moon Duk Soo. Ternyata apa yang di rencanakan Jae Myung benar2 terjadi. Hanya dia yang tahu, kalau dia yang membunuh kedua teman Duk Soo dan yang sudah mengurung Duk Soo disebuah lubang. Tangan Jae Myung bergetar saat mengingat apa yang sudah dia lakukan, dia pun berusaha menangkan dirinya dengan menggenggam tangannya.

Ahjussi teman Jae Myung langsung mematikan televisi-nya karena dia tidak suka menonton beritanya. Dia berkomentar kalau si pembunuh sangat kejam, karena dia tega membunuh temannya sendiri karena uang.

“Semoga saja dia ditangkap dan dihukum mati.” Ucap ahjussi. Jae Myung pun hanya mengiyakan apa yang ahjussi katakan.

Ahjussi kemudian memberikan uang yang sudah dia minta dari Dal Po. Dia menyuruh Jae Myung segera mengganti bumper mobilnya.

“Kau terlalu baik untuk dunia yang sangat kejam ini.” Ucap ahjussi karena Jae Myung masih berkata kalau dia tak perlu meminta ganti rugi.

“Aku tak sebaik itu. tapi apayang dia katakan? Dia tidak protes apapun?” tanya Jae Myung penasaran pada orang yang sudah merusak bumper mobilnya.

“Tidak, dia memang sudah lama menunggu teleponmu. Orangnya sopan dan sepertinya punya rasa tanggung jawab.” Ucap Ahjussi yang kemudian berkata kalau Jae Myung mirip dengan orang yang memberinya uang untuk ganti rugi.


“Aku?”

“Iya, dia punya mata yang tajam dan tinggi. Ya ampun.... kalian memang mirip yah.” Jawab ahjussi dan kitapun diperlihatkan pada Dal Po yang masih dengan teliti menyusun semua kertas  yang sudah di hancurkan.

Yoo Rae dan teman-temannya berkumpul sedangkan Dal Po masih sibuk dengan kertas-kertasnya. Yoo Rae bertanya2 apa Dal Po akan masuk ke dalam tim  Hyun Gyu, karena sepertinya Dal Po sudah ditandai oleh Hyun Gyu.


Setelah menyelesaikan pekerjaannya untuk menyatukan kertas, Dal Po ikut bergabung dengan teman-temannya dan bertanya “Kapten belum datang kan?”

Teman2nya pun menjawab belum. Dal Po lalu berkata kalau dia sudah bekerja 2 hari 2 malam untuk menyelesaikan kertas-kertas itu.

“Kau sudah melakukan persiapan untuk tugas pertama? Kau sudah beli salonpas?” tanya Yoo Rae.

“kenapa harus belu salonpas?” tanya Dal Po tak mengerti.

Yoo Rae menjawab kalau salonpas adalah barang yang wajib dibawa saat tugas pertama. Yoo Rae pun memberikan beberapa miliknya pada Dal Po. Pria gendut juga mengelurkan snack miliknya, namun saat akan diberikan pada Dal Po, dia terlihat tak rela dan akhirnya hanya memberi satu coklat untuk Dal Po dan sisanya untuk dirinya sendiri.

“Ponsel adalah sejata utama kita, kau sudah tahu kan? Power bank adalah hal wajib.” Ucap Yoo rae yang kemudian meminjamkan powerbank miliknya. Dan teman-teman yang lain juga  memberi semangat pada Dal Po untuk tetap semanngat dan tidak menangis saat menjalani tugas pertamanya nanti.

‘Tapi, bukannya kalian juga akan bertugas nanti?”  tanya Dal Po tak mengerti kenapa teman-temannya begitu baik padanya. Mereka pun hanya diam saat Dal Po bertanya seperti itu. kalian tau? Kenapa teman-teman Dal Po begitu baik padanya? Semua itu karena mereka sudah menebak kalau Dal Po pasti akan masuk tim Hyun Gyu dan merekapun merasa simpati dan kasihan pada Dal Po, jadi mereka memperlakukan Dal Po dengan begitu baik.


Kapten mereka datang,dan yang dipanggil kapten disini ternyata adalah Gyo Dong. Sebelum membacakan tugas-tugas para reporter baru, Gyo Dong melihat sejenak pada Dal Po dan mereka pun saling melihat namun tak berbicara sepatah katapun.

“Tepat pukul 11 nanti, kalian akan ditugaskan disetiap wilayah dan patroli di kantor polisi, stasiun pemadam kebakaran, pengadilan dan Rumah Sakit. Dan laporkan kejadian apapun itu. mengerti?” ucap Gyo Dong dan di jawab iya oleh Dal Po dan kawan-kawan. “Kalian tak akan bisa pulang saat tugas ini berlangsung. Jadi, berpakaianlah yang nyaman dan pastikan membawa semua kebutuhan kalian. Termasuk baju, dalaman dan perlengkapan mandi.” Tambahk Gyo Dong yang kemudian membacakan pembagian tugas untuk mereka dan semua reporter magang itupun mulai dag dig dug.

“Pertama Cha Ho Chul, wilayah Mapo. Min Hae Young, wilayah Gwanhang. Choi Dal Po, wilayah Sungai Han.” Ucap Gyo Dong dan semua temannya merasa lega karena Dal Po yang akhirnya menjadi tumbal mereka untuk masuk ke dalam tim Hyun Gyu.

“Yoon Yoo Rae, wilayah sungai Han juga.” Tambah Gyo Dong.

“Kenapa?” tanya Yoo Rae shock dan reflek. Namun saat melihat tatapan Gyo Dong, Yoo Rae lansgung berkata kalau dia kira dalam satu tim hanya ada satu orang saja.

“Siapa yang bilang? Hah!” tanya Gyo Dong dengan nada marah. (euuuum... kalo Gyo Dong marah, jadi inget pas dia di emergency couple. Suka suka suka...)

“Itu hanya pendapatku, Pak” jawab Yoo Rae dan mata berkaca-kaca. Hyun Gyu dan Jae Hwan lewat saat Gyo Dong bertanya apa Yoo Rae tidak menyukai wilayah Sungai Han.

“Tidak sama sekali. Aku menyukainya Pak.” Jawab Yoo Rae.

Mendengar itu, Hyun Gyu langsung menyuruh Jae Hwan duluan karena dia mau mengerjai Yoo Rae terlebih dahulu. Semua mata langsung tertuju pada Hyun Gyu saat mereka menyadari Hyun Gyu datang.



Hyun Gyu menelpon seseorang dan dengan suara keras berkata kalau ada 2 trainee masuk ke dalam tim-nya. “Mereka masiih belum membuatku tertarik, sepertinya pekerjaan ini cocok untukku. Karena secara pribadi, akulah yang akan mengurus mereka.” ucap Hyun Gyu dengan ekspresi sangarnya. Tentu saja Yoo Rae langsung terlihat ketakutan sedangkan Dal Po hanya menghela nafas saja.


“Yoon Yoo Rae, apa kau menangis?” tanya Gyo Dong melihat mata Yoo Rae merah. Dan seperti biasa,Yoo Rae selalu menjawab tidak dan beralasan kalau dia hanya menguap.

Saat menunggu lift, Yoo Rae terlihat seperti orang bingung dan terus memencet tombol lift sambil meneteskan air matanya. Melihat itu Dal Po bertanya apa Yoo Rae baik2 saja.


“Ya, apa kau bisa mengembalikan salonpas yang kuberikan tadi?”ucap Yoo Rae sambil membuka tas-nya. Dal Po pun mengembalikannya dan memasukkannya ke dalam tas Yoo Rae. “Powerbank-nya juga.” Tambah Yoo Rae dan Dal Po juga langsung mengembalikannya.

Tepat disaat itu ponsel Dal Po berdering dan itu adalah telepon dari Hyun Gyu, yang menyuruhnya cepat pulang bukan malah bersantai2 menunggu lift. Dal Po pun memberi isyarat pada Yoo Rae untuk cepat pulang menggunakan tangga darurat. Melihat Dal Po dan Yoo Rae yang berlarian seperti itu, teman-temannya pun merasa simpati dan menyemanngati mereka.



In Ha dan Bum Jo sedang menghadap Il Joo yang sama seperti Hyun Gyu, dia adalah tim wilayah Sungai Han. Gong Joo protes pada Il Joo karena berbicara dengan lembut pada In Ha da Bum Jo. Il Joo hanya tersenyum menanggapi protes Gong Joo yang mengira dia berbicara lembut karena In Ha dan Bum Jo masuk dari jalur koneksi. Masih berbicara dengan lembut Il Joo menyuruh In Ha dan Bum Jo pergi ke kantor polisi tepat pukul 11. Setelah menerima perintah, In Ha dan Bum Jo dengan santai berjalan pulang.

“Kalian sedang berjalan ya?” tanya Il Joo.

“Apa?” tanya In Ha dan Bum Jo yang langsung berbalik menghadap  Il Joo lagi.



“Aku hanya khawatir. Kudengar trainee YGN juga memulai tugas pertama mereka hari ini. Jika kalian lambat dan malas begitu... mungkin aku akan berubah menjadi sebuah monster liar. Kalian tak mau kan?” ucap Il Joo sambil menggigit pena.

“Apa maksud anda pak?” tanya Bum Jo yang tak mengerti.


“Itu artinya, dia meminta kita untuk berlari, bodoh!” ucap In Ha dan langsung menarik Bum Jo pergi. Saat In Ha dan Bum Jo tengah berlari pulang, Il Joo sengaja menelponnya dan berkata kalau In Ha harus mengangkat teleponnya sebelum dering ketiga dan Il Joo tidak perduli apakah In Ha sedang tidur atau BAB, pokoknya telepon Il Joo harus segera diangkat. Sambil terengah2 In Ha menjawab dia mengerti.

“Nafasmu terdengar datar. Kalian pasti sedang berjalan kan?” tanya Il Joo dengan sengaja dan membuat Gong Joo terkejut, karena dia baru sadar kalau Il Joo lebih sadis dari dirinya.

“Kami sedang berlari. Kami akan berlari lebih cepat lagi.” Jawab In Ha yang masih terus berlari.

“Kita akan berhadapan langsung dengan YGN 48 jam lagi. Bersiaplah! Sekarang napas kalian sudah terengah2. Itulah mauku.” Ucap Il Joo yang kemudian melihat Gong Joo dan bertanya, “ada lagi yang ingin kau katakan?”

“Huh? Tidak. Aku baru saja mau kembali kerja.” Jawab Gong Joo yang masih terkejut dengan keberanian Il Joo menyiksa In Ha dan Bum Jo.

Sama seperti Il Joo, Hyun Gyu juga berbicara ditelpon dengan Dal Po yang tengah berlari. Hyun Gyu menyuruh Dal Po dan Yoo Rae untuk mengangkat telpon bergantian karena mereka harus memberikan laporan setiap 2 jam sekali. Hyun Gyu juga menyuruh mereka untuk melaporkan hal apapun yang terjadi.

Il Joo menyuruh In Ha dan Bum Joo untuk melaporkan semua hal yang terjadi di kantor polisi wilayah Sungai Han pada ketua dan manager.

“Informasi adalah hal utama dalam tugas pertama kalian. Sangat penting untuk  melakukan patroli setiap jam pada setiap titik. Dan laporkan semua yang kalian kumpulkan. Mengerti?” ucap Hyun Gyu dan Dal Po menjawab mengerti.

“Kalian tak boleh berbagi atau memberikan informasi pada trainee lain. Mereka bukan kolegamu, tapi saingan. Kau mengerti?” ucap Il Joo dan In Ha menjawab mengerti.


Telepon di tutup dan In Ha berpapasan dengan Dal Po. Tentu saja Dal Po terkejut melihat In Ha keluar dari kantor MSC,  “Apa yang kau lakukan disini?” tanya Dal Po dan In Ha tak bisa menjawab.

“Apa? Kau belum memberitahunya kalau kau adalah reporter MSC?” tanya Bum Jo pada In Ha di depan Dal Po. “Baiklah, sekarang mari perkenalkan diri dulu. Kita pernah bertemu sebelumnya kan?” tanya Bum Jo pada Dal Po.”In Ha dan aku menjadi reporter MSC melalui pengangkatan khusus. Namaku Seo Bum Jo.” Ucap Bum Jo dan mengulurkan tangan namun tak dihiraukan oleh Dal Po.

“pengangkatan khusus? Apa?” tanya Dal Po pada In Ha. Dan In Ha pun menjawab kalau ibunya yang menawarinya menjadi reporter magang karena ibunya membutuhkan dia untuk tujuan promosi.



“Promosi?” tanya Dal Po yang kemudian melihat poster besar dimana ada gambar In Ha dan ibunya disana. Dal Po terlihat marah dan langsung hendak pergi namun Bum Jo menahan tangannya karena In Ha belum selesai bicara dengannya. Dal Po bertambah marah dan langsung memelintir tangan Bum Jo.

Dal Po pergi dan In Ha mengejarnya. Diperlakukan seperti itu oleh Dal Po, membuat Bum Jo mengumpat Dal Po dengan ucapan, “Brengsek!” namun dia tiba2 terdiam. “Tadi itu apa? Apa aku baru saja mengatakan ‘brengsek’? Ya ampun...”

Wkkwkkwkw.... Bum Jo benar2 anak mama....  dia benar2 di didik jadi anak yang manis dan menurut pada mamanya.


In Ha langsung berdiri di depan Dal Po dan menangkap tangannya agar Dal Po tidak pergi dulu dan mendengarkan penjelasannya. Dal Po dengan marah meminta In Ha melepaskan tangannya dan dia juga bertanya kenapa In Ha masih belum mau menyerah sebagai reporter?


“Apa kau mau mengikuti ibumu? Dia membuangmu, memanfaatkanmu, menginjak harga dirimu!” ucap Dal Po.

“Bukan karena dia, tapi kau.....” potong In Ha.

“Apa?”

‘Aku melakukannya karena kau. Kau yang membuatku mencintai pekerjaan ini.”

“Apa maksudmu?”

In Ha melepaskan tangan Dal Po karena dia sekarang sudah mulai mau mendengarkan ucapannya, “8tahun yang lalu.... saat kau membersihkan rumor itu dengan mengikuti acara itu. Saat menontonnya, hatiku sangat bahagia. Kau menjatuhkan mereka, saat kau berhasil di TV itu. apa kau tahu betapa bahagianya aku saat itu? Saat itulah... kesukaanku atas pekerjaan ini tumbuh.”

“Jadi, karena aku?”


“Iya, karena kau, bukan ibuku. Apa yang kurasakan saat itu... masih kurasakan sekarang. Hingga ketitik dimana aku tak bisa menghilangkannya. Karena itulah, aku bisa sejauh ini. Tak peduli apa yang ayah katakan atau penghinaan ibuku, aku tak perduli. Aku akan berusaha hingga aku bisa berhasil. Aku juga tak membutuhkan ijinmu. Bukan, tapi.... aku lebih suka kau tak mengijinkanku seperti sekarang. Dengan begitu.... aku akan bisa dengan mudah melupakanmu.” Ucap In Ha dan hendak pergi namun Dal Po menahan dengan menangkap tangannya. Tapi In Ha menepis tangan Dal Po dan berkata, “Semakin kau melarangku, aku semakin ingin menjadi reporter. Kau tahu kan aku memang keras kepala? Aku punya kebiasaan yang sangat buruk. Jadi, kau tak perlu khawatir.”


Tanpa In Ha dan Dal Po sadari, Dal Pyeong muncul dan mendengar apa yang In Ha katakan. Mendengar itu, Dal Pyeong pun teringat pada pembicaraannya dengan Cha Ok. Dimana Dal Pyeong bertanya kenapa Cha Ok muncul dengan tiba2 dan ingin menjadi ibu In ha lagi.

“Tidak. Aku begini, agar aku tak harus merawatnya seperti dulu lagi. Dia tak akan datang padaku jika kau merawatnya dengan baik.” Jawab Cha Ok.

“Apa maksudmu?”



“Aku sangat mengenal In Ha. Dia akan melakukan apapun yang dilarang untuk dilakukan. Sama sepertiku. Jadi, jangan membuat anakmu menjadi pembangkang pada orang tua. Dan biarkan dia melakukan apa yang dia inginkan. Dengan begitu, In Ha akan terus memilihmu.” Jawab Cha Ok.


Kita kembali lagi pada Dal Po yang bertanya pada In Ha, tentang apa yang akan In Ha lakukan jika Dal Pyeong mengetahuinya. Karena Dal Pyeong pasti akan kecewa dan sakit hati jika dia tahu In Ha bekerja dengan ibunya. Tepat disaat itu Dal Pyeong muncul dan bertanya kenapa mereka berdua membicarakannya. Melihat ayahnya, In Ha langsung bersembunyi di balik tubuh Dal Po.

“Tak usah bersembunyi. Aku tak akan melarangmu menjadi reporter.” Ucap Dal Pyeong dan In Ha pun langsung menongolkan kepalanya. Dal Pyeong kemudian memberikan pada In Ha sepatu yang sudah dia beli. Dia berkata kalau In Ha tidak boleh memakai sepatu yang jelek untuk bekerja dan setelah itu Dal Pyeong langsung berjalan pergi. In Ha yang masih tak percaya dengan sikap ayahnya, terus mengikutinya dan bertanya apa ayahnya benar2 mengizinkannya menjadi reporter? Dal Pyeong pun menjawab iya.


“Aku bisa bekerja di MSC?” tanya In ha lagi.

“Iya.”

“Ayah kau akan mendukungku?”

“Tidak.” Jawab Dal Pyeong kesal karena In Ha terus-terusan bertanya. Dengan senangnya, In ha langsung memeluk ayahnya itu dan berterima kasih.



Di rumahnya, Bum Jo sedang mengepak barang-barangnya karena dia akan tinggal sementara di kantor polisi. Mendengar itu tentu saja ibunya langsung terlihat khawatir, karena selama ini Bum Jo tidak pernah hidup susah. Ibu pun menyuruh Bum Jo untuk segera meneloponnya jika Bum Jo butuh bantuan.

Sama seperti Bum Jo, In ha juga sedang mengepak barang2-nya. Melihat In Ha mengkalungkan sepatu barunya dileher, Dal Pyeong pun berkata kalau  In Ha seharusnya memakai sepatunya di kaki bukannya dijadikan kalung.

“Aku akan berjalan ber mil-mil. Sepatunya bisa rusak nanti. Aku akan memakainya jika pelatihan sudah selesai. Sebelum selesai, aku tak akan memakainya.” Jawab In Ha dengan senang.

“Kau harus melakukan yang terbaik mulai sekarang. Dan aku juga akan mencari uang untuk anakku.” Ucap Dal Pyeong.



Mendengar perhatian ayahnya sekarang, In Ha sangat amat senang sampai2 dia berlari ke ayahnya dan mencium pipinya berkali2.

“Sudahlah, pipiku bisa bau nanti.” Ucap Dal Pyeong namun In Ha tak peduli.


Dal Po juga sedang mengepak barang-barangnya di kamar. Dia dibantu oleh Gong Pil yang kemudian memberikan kaos tangan yang sudah dia beli untuk Dal Po agar Dal Po tidak kedinginan saat berkeliling mencari berita.

“Kenapa membelikannya untukku? Ayah tak usah repot2.” Ucap Dal Po.


“Tidak apa2.” Jawab Gong Pil yang kemudian melihat ke arah celengan2 babi milik Dal Po. ‘Memangnya aku bisa dapat uang darimana lagi?”  ucap Gong Pil dan Dal Po melihat curiga pada celengannya itu. 



Menyadari hal itu, Dal Po pun langsung terlihat shock dan melihat sedih ke arah celengan-nya. Wkkwkwkkw.... ternyata semua barang2 yang Gong Pil belikan, bukanlah dari uang Gong Pil melainkan dari uang Dal Po sendiri yang Gong Pil ambil dari tabungan Dal Po.

0 komentar:

Posting Komentar

Translate

 

Welcome To My Blog Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review