Jumat, 13 Februari 2015

Bagian Inti Karya Tulis Ilmiah tentang "Pengaruh Gaya Belajar terhadap Prestasi Siswa SMPN 20 Malang."

Diposting oleh Irma Dyah A. di 00.39
BAB I
PENDAHULUAN

Dalam bab pendahuluan ini, penulis akan menguraikan tentang (1) latar belakang (2) ruang lingkup masalah (3) pembatasan masalah (4) rumusan masalah (5) tujuan penelitian (6) manfaat penelitian (7) anggapan dasar dan hipotesis, serta (8) sumber data dan metode.



1.1  Latar Belakang
Gaya belajar merupakan suatu kombinasi dari bagaimana ia menyerap, kemudian mengatur serta mengolah informasi. gaya belajar bukan hanya berupa aspek ketika menghadapi informasi, melihat, mendengar, menulis dan berkata tetapi juga aspek pemrosesan informasi sekunsial, analitik, global atau otak kiri otak kanan, aspek lain adalah ketika merespon sesuatu atas lingkungan belajar (diserap secara abstrak dan konkret).

Terdapat tiga tipe gaya belajar yang akan dibahas dalam karya tulis ini yaitu visual (cenderung belajar melalui apa yang mereka lihat), auditorial (belajar melalui apa yang mereka dengar) dan kinestetik (belajar melalui gerak dan sentuhan). Prestasi belajar masih tetap menjadi indikator untuk menilai tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar.

Prestasi belajar yang baik dapat mencerminkan gaya belajar yang baik karena dengan mengetahui dan memahami gaya belajar yang terbaik bagi dirinya akan membantu siswa dalam belajar sehingga prestasi yang dihasilkan akan maksimal.

Gaya belajar (Learning Styles) dianggap memiliki peranan penting dalam proses kegiatan belajar mengajar. Siswa yang kerap dipaksa belajar dengan cara-cara yang kurang cocok dan berkenan bagi mereka tidak menutup kemungkinan akan menghambat proses belajarnya terutama dalam hal berkonsentrasi saat menyerap informasi yang diberikan. Pada akhirnya hal tersebut juga akan berpengaruh pada hasil belajar yang belum maksimal sebagaimana yang diharapkan.

Oleh karena itu penulis mempunyai inisiatif untuk menyusun karya tulis tentang Pengaruh gaya belajar terhadap prestasi siswa SMP 20 Malang

1.2  Ruang Lingkup Masalah.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, gaya adalah tingkah laku, gerak gerik dan sikap. Sedangkan belajar adalah menuntut ilmu. Belajar dapat diartikan sebagai suatu proses aktif untuk menuju satu arah tertentu yang dapat meningkatkan perbuatan, kemampuan atau pengertian baru.
Berdasarkan rumusan tersebut, perubahan dalam rumusan pengertian belajar tersebut dapat menyangkut semua aspek kepribadian individu, yang di dalamnya menyangkut penguasaan, pemahaman, sikap, nilai, motivasi, kebiasaan, minat, apresiasi dan sebagainya. Demikian juga dengan pengalaman; ini berkenaan dengan segala bentuk membaca, melihat, mendengar, merasakan, melakukan, menghayati, membayangkan, merencanakan, melaksanakan, menilai, mencoba, menganalisis, dan sebagainya.
Menurut Nasution, gaya belajar adalah cara yang konsisten yang dilakukan oleh seorang murid dalam menangkap stimulus atau informasi, cara mengingat, berfikir dan memecahkan soal.
      Sedangkan menurut Adi W. Gunawan, pengertian gaya belajar adalah cara yang lebih kita sukai dalam melakukan kegiatan berfikir, memproses dan mengerti suatu informasi.
Hasil riset menunjukkan bahwa murid yang belajar dengan menggunakan gaya belajar yang dominan, saat mengerjakan tes, akan mencapai nilai yamg jauh lebih tinggi dibandingkan bila mereka belajar dengan cara yang tidak sejalan dengan gaya belajar mereka.

1.3  Pembatasan Masalah
            Berdasarkan ruang lingkup diatas maka pembatasan masalah yang diajukan penulis sebagai berikut :
1.3.1        Mengetahui pengertian gaya belajar.
1.3.2        Mengetahui berbagai macam gaya belajar.
1.3.3        Mengetahui hubungan antara gaya belajar dengan prestasi siswa.
1.3.4        Mengetahui pola belajar siswa.
1.3.5        Mengetahui hubungan antara suasana belajar dengan prestasi siswa.
1.3.6        Mengetahui hubungan antara media belajar dengan prestasi siswa.
1.3.7        Mengetahui pengaruh teman sebaya terhadap prestasi siswa.
1.3.8        Mengetahui peran orang tua terhadap prestasi siswa SMP Negeri 20 Malang.
1.3.9        Mengetahui hasil angket pengaruh gaya belajar terhadap prestasi siswa.

1.4  Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah diatas maka rumusan masalah yang diajukan penulis sebagai berikut :
1.4.1        Apakah pengertian gaya belajar?
1.4.2        Apa saja berbagai macam gaya belajar?
1.4.3        Bagaimana hubungan antara gaya belajar dengan prestasi siswa?
1.4.4        Bagaimana pola belajar siswa?
1.4.5        Bagaimana hubungan natara suasana belajar dengan prestasi siswa?
1.4.6        Bagaimana hubungan antara media belajar dengan prestasi siswa?
1.4.7        Bagaimana pengaruh teman sebaya terhadap prestasi siswa?
1.4.8        Bagaimana peran orang tua terhadap prestasi siswa SMP Negeri 20 Malang?
1.4.9        Bagaimana hasil angket pengaruh gaya belajar terhadap prestasi siswa SMP Negeri 20 Malang?

1.5  Tujuan Penelitian.
1.5.1        Tujuan Umum
Tujuan  umum penelitian ini adalah mendeskripsikan pengaruh gaya belajar terhadap prestasi siswa SMP Negeri 20 Malang.
1.5.2   Tujuan Khusus

1.5.2.1  Mendeskripsikan pengertian gaya belajar.
1.5.2.2  Mendeskripsikan berbagai macam gaya belajar.
1.5.2.3  Mendeskkripsikan hubungan antara gaya belajar dengan prestasi siswa.
1.5.2.4  Mendeskripsikan pola belajar siswa.
1.5.2.5  Mendeskripsikan hubungan antara suasana belajar dengan prestasi siswa.
1.5.2.6  Mendeskripsikan hubungan antara media belajar dengan prestasi siswa.
1.5.2.7  Mendeskripsikan pengaruh teman sebaya terhadap prestasi siswa.
1.5.2.8  Mendeskripsikan peranan orang tua terhadap prestasi siswa SMP Negeri 20 Malang.
1.5.2.9  Mendeskripsikan hasil angket pengaruh gaya belajar terhadap prestasi siswa SMP Negeri 20 Malang

1.6  Manfaat Penelitian

1.6.1        Bagi guru
1.       Menambah wawasan mengenai bagaimana pengaruh gaya belajar terhadap prestasi siswa SMP Negeri 20 Malang.
2.      Untuk mengetahui kemampuan murid dan para guru akan didorong untuk memilih dan menggunakan metode belaajar yang efektif dan cocok untuk para siswa

1.6.2        Bagi siswa
1.      Dapat mengetahui pengertian gaya belajar itu.
2.      Dapat mengetahui faktor-faktor, dampak positif dan negatif, pengaruh gaya belajar terhadap prestasi siswa SMP Negeri 20 Malang.
3.      Dapat mengetahui kemampuan belajar mereka dan mendorong mereka untuk meraih prestasi yang lebih baik dari sebelumnya.

1.7  Anggapan Dasar Dan Hipotesis

1.7.1        Anggapan Dasar
Menurut PPKI (2000:13) “asumsi penelitian adalah anggapan anggapan dasar tentang suatu hal yang dijadikan pijakan berfikir dan dalam melakukan penelitian”.
Dalam melakukan penelitian ini peneliti menggunakan beberapa asumsi dasar sebagai berikut:
1.      Masing masing siswa belajar menurut caranya sendiri.
2.      Banyak siswa yang belajar di tempat yang sepi.



1.7.2        Hipotesis
Menurut PPKI (2000:12) “Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang secara teoritis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tikat kebenarannya”.
            Berdasarkan anggapan dasar diatas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh gaya belajar terhadap prestasi siswa SMP Negeri 20 Malang
1.8  Sumber Data Dan Metode.

1.8.1   Sumber Data
Dalam penyusunan karya tulis ini, penulis mencari dan mengambil data mengenai topik yang dibahas dari berbagai sumber di internet dengan situs sebagai berikut :
1.      http://despitez.blogspot.com/2014/02/kti-pengaruh-pergaulan-teman-terhadap.html (Sabtu, 20 Desember 2014. Pada pukul 09:46)
3.      http://kosegusite.blogspot.com/2011/06/kata-pengantar-alhamdulillah-segala.html (Sabtu, 20 Desember 2014. Pada pukul 12:10)
4.      http://www.referensimakalah.com/2013/02/pengertian-gaya-belajar.html (Sabtu, 27 Desember 2014. Pada pukul 08:35)
5.      http://www.slideshare.net/omcivics/pengaruh-gaya-belajar-siswa-terhadap-prestasi-siswa (Sabtu, 27 Desember 2014. Pada pukul 09:13)
6.      http://novariant.blogspot.com/2013/01/kti.html (Sabtu, 27 Desember 2014. Pada pukul 09:22)
7.      http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/04/macam-macam-gaya-belajar-karakteristik.html (Sabtu, 27 Desember 2014. Pada pukul 10:12)
8.      http://mediaedukasiku.blogspot.com/p/pola-pola-belajar-siswa-oleh-gagne.html (Selasa, 30 Desember 2014. Pada pukul 10:34)
9.      http://ikamulus.blogspot.com/2013/11/peranan-bimbingan-orangtua-terhadap.html (Rabu, 31 Desember 2014. Pada pukul 07:28)
10.  http://kim.ung.ac.id/index.php/KIMFIP/article/download/3772/3748( Jumat, 2 Januari 2015. Pada pukul 13:28)
11.  http://eprints.uny.ac.id/1988/1/Skripsi%20Adi%20Kristianto.pdf ( Minggu, 04 Januari 2015. Pada pukul 09:50)
12.  http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sosant/article/viewFile/2459/1775(Minggu, 04 Januari 2015. Pada pukul 21:00)
13.  http://ejournal.unp.ac.id/students/index.php/pek/article/download/420/242(Minggu, 04 Januari 2015. Pada pukul 21:47)
14.  http://asepagus544.blogspot.com (Senin 5 Januari 2015. Pada pukul 08:26)

1.8.2   Metode
Dalam penulisan karya tulis ini, penulis menggunakan beberapa metode, antara lain :
1.8.2.1  Wawancara
Untuk mencari informasi, dalam penulisan KTI ini, penulis melakukan wawancara kepada narasumber yaitu, Bapak Drs.Heri Tavip S. pada hari Jumat, 19 Desember 2014, selaku guru BK/BP dan Bella Finisya Aringga pada hari Jumat, 19 Desember 2014 selaku siswa kelas XIF.

1.8.3   Penyebaran Angket
Penyebaran angket tentang “Pengaruh gaya belajar terhadap prestasi siswa SMP Negeri 20 Malang” kepada 100 siswa kelas 7, 8, dan 9 SMP Negeri 20 Malang. Pada hari Selasa, pada tanggal 16 Desember 2014.

1.8.4   Observasi
Penulis juga melakukan observasi langsung dengan cara mengambil gambar yang berkaitan dengan penulisan karya tulis ini, yaitu sebagai berikut :
Gambar di bawah menunjukkan belajar dengan menggunakan music.







            Gambar di bawah menunjukkan belajar dengan melihat.
























BAB II
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Dalam bab analisis dan pembahasan ini penulis menjabarkan analisis dan pembahasan yang meliputi (1) pengertian gaya belajar, (2) berbagai macam gaya belajar, (3) hubungan antara gaya belajar dengan prestasi siswa, (4) pola belajar siswa, (5) hubungan antara suasana belajar dengan prestasi siswa, (6) hubungan antara media belajar dengan prestasi siswa, (7) pengaruh teman sebaya terhadap prestasi siswa, (8) peranan orang tua terhadap prestasi siswa SMP Negeri 20 Malang, (9) hasil angket “Pengaruh Gaya Gelajar terhadap Prestasi Siswa.”

2.1    Pengertian gaya belajar.
            Gaya belajar merupakan suatu kombinasi dari bagaimana ia menyerap, kemudian mengatur serta mengolah informasi. gaya belajar bukan hanya berupa aspek ketika menghadapi informasi, melihat, mendengar, menulis dan berkata tetapi juga aspek pemrosesan informasi sekunsial, analitik, global atau otak kiri otak kanan, aspek lain adalah ketika merespon sesuatu atas lingkungan belajar (diserap secara abstrak dan konkret).

Menurut Nasution, gaya belajar adalah cara yang konsisten yang dilakukan oleh seorang murid dalam menangkap stimulus atau informasi, cara mengingat, berfikir dan memecahkan soal.
Sedangkan menurut Adi W. Gunawan, pengertian gaya belajar adalah cara yang lebih kita sukai dalam melakukan kegiatan berfikir, memproses dan mengerti suatu informasi.

2.2    Berbagai macam gaya belajar.
1.      Visual (V)
Kecenderungan ini mencakup menggambarkan informasi dalam bentuk peta, diagram, garfik, flow chart dan symbol visual seperti panah, lingkaran, hirarki dan materi lain yang digunakan instruktur untuk mempresentasikan hal-hal yang dapat disampaikan dalam kata-kata. Hal ini mencakup juga desain, pola, bentuk dan format lain yang digunkan untuk menandai dan menyampaikan informasi.
a.       Beberapa karakteristik Visual Learner adalah :
1)      Senantiasa melihat bibir guru yang sedang mengajar
2)      Menyukai instruksi tertulis, foto dan ilustras untuk dilihat
3)      Saat petunjuk untuk melakukan sesuatu diberikan biasanya kan melihat teman-teman lainnya baru dia sendiri bertindak
4)      Cenderung menggunakan gerakan tubuh untuk mengekspresikan atau mengganti sebuah kata saat mengungkapkan sesuatu
5)      Kurang menyukai berbicara di depan kelompok dan kurang menyukai untuk mendengarkan orang lain
6)      Biasanya tidak dapat mengingat informasi yang diberikan secara lisan
7)      Menyukai diagram, kalender maupun grafik time-line untuk mengingat bagian peristiwa
8)      Selalu mengamati seluruh elemen fisik dari lingkungan belajar
9)      Lebih menyukai peragaan daripada penjelasan lisan
10)  Biasanya tipe ini dapat duduk tenang di tengah situasi yang ribut atau ramai tanpa merasa terganggu
11)  Mengorganisir materi belajarnya dengan hati-hati
12)  Berusaha mengingat dan memahami menggunakan diagram, table dan peta
13)  Mempelajari materi dengan membaca catatan dan membuat ringkasan
b.      Media atau bahan yang cocok
1)      Guru yang menggunakan bahasa tubuh atau gambar dalam keadaan menerangkan
2)      Media gambar, video, poster dan sebagainya
3)      Buku yang banyak mencantumkan diagram atau gambar
4)      Flow chart
5)      Grafik
6)      Menandai bagian-bagian yang penting dari bahan ajar dengan menggunakan warna yang berbeda
7)      Symbol-simbol visual
c.       Strategi belajar
Ø  Mengganti kata-kata dengan symbol atau gambar
2.      Aural atau Auditory Learning (A)
Modalitas ini menggambarkan preferensi terhdap informasi yang didengar atau diucapkan. Siswa dengan modalitas ini belajar secara maksimal dari ceramah, tutorial, tape diskusi kelompok, bicara dan membicarakan materi. Hal ini mencangkup berbicara dengan suara keras atau bicara kepada diri sendiri.
a.       Beberapa karakteristik Auditory Learner antara lain :
1)      Mampu mengingat dengan baik apa yang mereka katakana maupun yang orang lain sampaikan
2)      Mengingat dengan baik dengan jalan selalu mengucapkan dengan nada keras dan mengulang-ulang kalimat
3)      Sangat menyukai diskusi kelompok
4)      Menyukai diskusi yang lebih lama terutama untuk hal-hal yang kurang mereka pahami
5)      Mampu menginngat dengan baik materi yang didiskusikan dalam kelompok atau kelas
6)      Mengenal banyak sekali lagu atau iklan TV dan bahkan dapat menirukannya secara tepat dan komplit
7)      Suka berbicara
8)      Kurang suka tugas membaca (dan pada umumnya bukanlah pembaca yang baik)
9)      Kurang dapat mengingat dengan baik apa yang baru saja dibacanya
10)  Kurang dalam mengerjakan tugas mengarang atau menulis
11)  Kurang memperhatikan hal-hal baru dalam lingkungan sekitarnya seperti : hadirnya anak baru, adanya papan pengumuman yang baru dsb.
12)  Sukar bekerja dengan tenang tanpa menimbulkan suara
13)  Mudah terganggu konsentrasi karena suara dan juga susah berkonsentrasi bila tidak ada suara samasekali
b.      Media atau bahan yang cocok
1)      Menghadiri kelas
2)      Diskusi
3)      Membahas suatu topic bersama dengan teman
4)      Membahas suatu topic bersama dengan guru
5)      Menjelaskan ide-ide baru kepada orang lain
6)      Menggunakan perekam
7)      Mengingat cerita, contoh atau lelucon yang menarik
8)      Menjelaskan bahan yang didapat secara visual (gambar, power point dsb)
c.       Strategi belajar
1)      Catatan yang dibuat mungkin sangat tidak memadai. Tambahkan informasi yang didapat dengan cara berbicara dengan orang lain dan mengumpulkan catatan dari buku.
2)      Rekam ringkasan dari catatn yang dibuat dan dengarkan rekaman tersebut
3)      Minta orang lain untuk mendengar pemahaman yang diterima mengenai suatu topic
4)      Baca buku atu catatn dengan keras
3. Kinestetic atau Tactile Learner (K)
            Berdasarkan definisi, modalitas ini mengarah pada pengalaman dan latihan (simulasi atau nyata, meskipun pengalaman tersebut melibatkan modalitas lain. Hal ini mencakup demonstrasi, simulasi, video dan film dari pelajaran yang sesuai aslinya, sama halnya dengan studi kasus, latihan dan aplikasi.
a.       Beberapa karakteristiknya adalah :
1)      Suka menyentuh segala sesuatu yang dijumpainya
2)      Sulit untuk berdiam diri
3)      Suka mengerjakan segala sesuatu dengan menggunakan tangan
4)      Biasanya memiliki koordinasi tubuh yang baik
5)      Suka menggunakan objek yang nyata sebagai alat bantu belajar
6)      Mempelajari hal-hal yang abstrak (symbol matematika, peta dsb)
7)      Mengingat secara baik bila secara fisik terlibat aktif dalam proses pembelajaran
8)      Menikmati kesempatan untuk menyusun atau menangani secara fisik materi pembelajaran
9)      Sering berusaha membuat catatan hanya untuk menyibukkan diri tanpa memanfaatkan hasil catatan tersebut
10)  Menyukai penggunaan computer
11)  Mengungkapkan minat dan ketertarikan terhadap sesuatu secara fisik dengan bekerja secara antusias
12)  Sulit apabila diminta untik berdiam diri atau berada disuatu tempat untuk beberapa lama tanpa aktifitas fisik
13)  Sering bermain-main dengan benda disekitarnya sambil mendengarkan atau mengerjakan sesuatu
b.      Media/ bahan yang cocok
1)      Menggunakan seluruh panca indera : penglihatan, sentuhan, pengecap, penciuman, pendengaran
2)      Laboratorium
3)      Kunjungan lapangan
4)      Pembicara yang memberikan contoh kehidupan nyata
5)      Pengaplikasian
6)      Pameran, sampel, fotografi
7)      Koleksi  berbagai macam tumbuhan, serangga dan sebagainya
c.       Strategi belajar
1)      Mengingat kejadian nyata yang terjadi
2)      Masukan berbagai macam contoh untuk memudahkan dalam mengingat konsep
3)      Gunakan benda-benda untuk mengilustrasikan ide
4)      Kembali ke laoratorium atau tempat belajar dapat melakukan eksperimen
5)      Mengingat kembali mengenai eksperimen, kunjungan lapangan dan sebagainya

2.3    Hubungan antara gaya belajar dengan prestasi siswa.
Pembangunan Nasional merupakan usaha nyata yang dilakukan oleh pemerintah untuk mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia. Pembangunan nasional ini dilaksanakan secara bertahap melalui berbagai bidang. Salah satu bidang yang penting adalah bidang Pendidikan. Melalui bidang pendidikan, pembangunan yang dilakukan diharapkan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia Negara Indonesia, karena merupakan salah satu usaha pemberian pengetahuan, sikap dan keterampilan oleh pendidik atau guru kepada anak didik dengan cara tertentu untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Pada hakekatnya, pendidikan merupakan suatu proses yang dapat menimbulkan perubahan tingkah laku, baik dalam bentuk kecakapan sikap maupun keterampilan dalam melakukan sesuatu kegiatan tertentu.
Belajar juga merupakan salah satu hal yang sangat berperan penting dalam pendidikan. Belajar merupakan suatu proses yang mencakup tiga komponen yaitu input, proses dan output. Input sebagai masukan biasanya terdiri dari siswa, materi pembelajaran, sarana dan fasilitas pembelajaran, guru, kurikulum dan manajemen yang berlaku disekolah tersebut. Sedangkan proses terdiri dari strategi pembelajaran, media instruksional, cara mengajar guru dan cara belajar siswa. Output merupakan hasil dari proses belajar yaitu prestasi.
       Prestasi belajar merupakan tolak ukur keberhasilan dalam suatu proses belajar mengajar. Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar seseorang.Prestasi belajar merupakan penilaian aktivitas belajar siswa yang dinyatakan dalam bentuk symbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai peserta didik dalam periode tertentu
Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa sebaiknya siswa itu sendiri mengetahui gaya belajar mereka, sehingga siswa tidak salah menempatkan gaya belajar mereka yang tidak sesuai dengan gaya belajar mereka yang sebenarnya. Pihak sekolah maupun guru juga harus lebih memperhatikan karakteristik masing-masing siswa terutama gaya belajar mereka. Sehingga guru tidak memaksa siswa dengan gaya belajar yang membuat mereka bosan, kerena tidak sesuai dengan gaya belajar mereka. Memperhatikan gaya belajar semua siswa sangatlah penting, dengan begitu guru tidak akan menganggap gaya belajar mereka yang bervariasi sebagai gangguan dalam pembelajaran. Gaya belajar merupakan kunci untuk mengembang kinerja dalam pekerjaan, disekolah dan dalam situasi antar pribadi. Gaya belajar seseorang adalah kombinasi dari bagaimana ia menyerap dan kemudian mengatur serta mengelolah informasi.

2.4    Pola belajar siswa
Gagne menggolongkan pola-pola belajar siswa ke dalam delapan tipe di mana yang satu merupakan prasyarat bagi yang lainnya yang lebih tinggi tingkatannya. Masing-masing tipe dapat dibedakan dari yang lainnya dilihat dari kondisi yang diperlukan buat berlangsungnya proses belajar bagi yang bersangkutan. Kedelapan tipe tersebut adalah:
Tipe 1, Signal Learning (belajar isyarat). Tipe ini merupakan tahap yang paling dasar, sehingga tidak menuntut persyaratan, namun merupakan tingkat yang harus dilalui untuk tipe belajar yang lebih tinggi. Signal learning dapat diartikan sebagai proses penguasaan pola-pola dasar perilaku bersifat involuntary (tidak disengaja dan tidak disadari tujuannya). Dalam tipe ini terlibat aspek reaksi emosional di dalamnya. Kondisi yang diperlukan untuk berlangsungnya tipe belajar ini telah diberikannya secara serempak dan berulang kali.
Tipe 2, Stimulus-Respon Learning (belajar rangsangan tanggapan). Bila tipe di atas dapat digolongkan dalam jenis classical condition, maka tipe belajar 2 ini termasuk ke dalam instrumental condi­tioning (Kimble-1961) atau belajar dengan trial and error. Menurut Gagne, proses belajar bahasa pada anak-anak merupakan proses yang serupa dengan ini. Kondisi yang diperlukan untuk berlangsungnya tipe belajar ini ialah faktor inforcement. Waktu antara stimulus (rangsangan) pertama dan berikutnya sangat penting. Semakin singkat jarak S-R dengan S-R berikutnya, semakin kuat reinforcement.
Tipe 3, Chaining (mempertautkan), dan tipe 4 Verbal Asso­ciation. Kedua tipe belajar ini setaraf, yaitu belajar mengajar yang menghubungkan satuan ikatan S -R yang satu dengan yang lain. Kondisi yang diperlukan dalam berlangsungnya tipe belajar ini antara lain secara internal anak sudah harus menguasai sejumlah satuan pola S-R, baik psikomotorik maupun verbal. Selain itu, prinsip kesinambungan, pengulangan, dan reinforcement tetap penting bagi berlangsungnya proses chaining dan association.
Tipe 5, Discrination learning (belajar membedakan). Dalam tipe ini, peserta didik mengadakan seleksi dan pengujian antara dua perangsang atau sejumlah stimulus yang diterimanya, kemudian memilih pola-pola respon yang dianggap paling sesuai. Kondisi utama dalam berlangsungnya proses belajar ini adalah siswa rnempunyai kemahiran melakukan chaining dan association serta pengalaman (pola S-R).
Tipe 6. Concept Learning (belajar pengertian). Dengan berdasarkan kesamaan ciri-ciri dari kesimpulan stimulus dan objek­-objeknya, ia membentuk suatu pengertian atau konsep utama yang diperlukan yaitu menguasai kemahiran diskriminasi dan proses kognitif fundamental sebelumnya.
Tipe 7, Rule Learning (belajar membuat generalisasi, hukum, dan kaidah). Pada tingkat ini, siswa belajar mengadakan kombinasi berbagai konsep dengan rnengoperasikan kaidah-kaidah logika formal (induktif, deduktif, analisis, sintesis, asosiasi, diferensiasi, komparasi, dan kausalitas) sehingga anak didik dapat menemukan kesimpulan tertentu yang mungkin selanjutnya dapat dipandang sebagai aturan: prinsip, dalil, aturan, hukum, kaidah dan sebagainya. Kondisi yang memungkinkan terjadinya proses belajar seperti ini, disarankan:
a.              Kepada anak didik diberitahukan bentuk perbuatan yang diharapkan, kalau yang bersangkutan telah  menjalani proses belajar.
b.             Kepada anak didik diberikan sejumlah pertanyaan yang merangsang,mengingatkan (recall) konsep-konsep yang telah dipelajari dan dimilikinya untuk mengungkapkan perbendaharaan pengetahuannya.
c.              Kepada anak didik mereka diberikan beberapa kata kunci yang menyarankan siswa ke arah pembentukan kaidah tertentu yang diharapkan.
d.             Diberikan kesempatan kepada anak didik untuk mengekspresikan dan menyatakan kaidah tersebut dengan kata-katanya sendiri.
e.              Kepada anak didik diberikan kesempatan selanjutnya untuk menyusun rumusan rule tersebut dalam bentuk statement formal.
Tipe 8, Problem Solving (belajar memecahkan masalah). Pada tingkat ini, siswa belajar merumuskan dan memecahkan masalah, memberikan respon terhadap rangsangan yang menggambarkan atau nembangkitkan situasi problematik, mempergunakan berbagai kaidah yang telah dikuasainya. Menurut John Dewey belajar memecahkan masalah ini berlangsung sebagai berikut: individu menyadari masalah bila dia dihadapkan pada situasi keraguan dan kekaburan sehingga merasakan adanya kesulitan.

a. Merumuskan dan menegaskan masalah.
Individu melokalisasi letak sumber kesulitan tersebut untuk memungkinkan mencari jalan pemecahannya. Ia menandai aspek mana yang mungkin dipecahkan dengan menggunakan prinsip yang diketahuinya sebagai pegangan.
b. Mencari fakta pendukung dan merumuskan hipotesis.
     Individu menghimpun berbagai informasi yang relevan, termasuk pengalaman orang lain dalam    menghadapi pemecahan masalah yang serupa. Kemudian mengindentifikasi berbagai alternatif (kemungkinan) pemecahannya yang dapat dirumuskan sebagai jawaban sementara.
c. Mengevaluasi alternatif pemecahan yang dikembangkan. Setiap alternatif pemecahan ditimbang dari   segi untungruginya. Selanjutnya, dilakukan pengambilan keputusan memilih alternatif yang dipandang paling mungkin(feasible) dan menguntumgkan.
d. Mengadakan pengujian alternative pemecahan yang dipilih. Dari hasil pelaksanaan itu, diperoleh informasi untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang telah dirumuskan.
Dengan demikian proses belajar yang tertinggi ini hanya mungkin dapat berlangsung kalau proses-proses belajar fundamentalis lainnya telah dimiliki dan dikuasai. Kepada anak didik hendaknya:
a. Diberikan stimulus (rangsangan) yang dapat menimbulkan situasi bermasalah dalam diri anak didik.
b. Diberikan kesempatan untuk berlatih mencari alternative pemecahannya.
c. Diberikan kesempatan untuk berlatih melaksanakanpemecahan dan pembuktiannya.
Dengan proses pengindentifikasian entering behavior seperti dijelaskan dalam uraian terdahulu, guru akan dapat mengindentifikasi tahap belajar atau tipe belajar yang telah dijalaninya. Atas dasar itu, guru dapat memilih alternatif strategi pengorganisasian bahan dan kegiatan belajar mengajar.

2.5    Hubungan antara suasana belajar dengan prestasi siswa.
Pendidikan merupakan kebutuhan manusia yang sangat penting karena pendidikan mempunyai tugas untuk menyiapkan SDM bagi pembangunan bangsadan negara. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) mengakibatkanperubahan dan pertumbuhan kearah yang lebih kompleks. Hal ini menimbulkanmasalah-masalah sosial dan tuntutan-tuntutan baru yang tidak dapat diramalkansebelumnya, sehingga pendidikan selalu menghadapi masalah karena adanyakesenjangan antara yang diharapkan dengan hasil yang dapat dicapai dari prosespendidikan. Untuk mengatasi masalah tersebut, peranan pendidikan sangat dibutuhkan.
Pendidikan menuntut adanya perhatian dan partisipasi dari semua pihak. Denganadanya pendidikan akan dapat mencerdaskan siswa serta membentuk manusiaseutuhnya yaitu manusia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Pembangunan pendidikan seharusnya diutamakan karena suatu kemajuan bangsadapat dilihat dari kemajuan pendidikan. Oleh karena itu komponen-konmponen yang ada dalam proses pendidikan seperti siswa, guru, proses belajar-mengajar,manajemen, layanan pendidikan serta sarana penunjang lainnya harusterkoordinasi dan bekerjasama dengan baik
Pendidikan bukan hanya tanggung jawab siswa dan tenaga pendidikan sajatetapi juga orang tua siswa, masyarakat, pemerintah sehingga diperlukan partisipasi aktif dari pihak-pihak tersebut. Masalah yang paling penting dalam pendidikan dan paling mendapat sorotan tajam dari masyarakat adalah masalah prestasi belajar siswa, terutama yang berkaitan dengan rendahnya kualitas lulusan.
Prestasi belajar dari satu siswa dengan siswa yang lain tampak berbeda, karena dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor itu antara lain adalah faktor internal danfaktor eksternal.
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari diri sendiri, yangmeliputi faktor intelegensi/kemampuan, minat, dan motivasi. Sedang faktoreksternal adalah faktor yang berasal dari luar, yaitu faktor lingkungan pendidikan,yang meliputi faktor lingkungan keluarga, faktor lingkungan sekolah, dan faktor lingkungan masyarakat. Saat ini masih banyak siswa yang tidak mempunyai lingkungan pergaulan/sosial yang kondusif sehingga dalam mempelajari mata pelajaran mereka mengalami hambatan. Banyak kita dapatkan bahwasannya lingkungan social sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa, apalagi terhadap  prestasi  belajar  sekolah,  banyak siswa yang kegiatannya hanya bermain dengan teman-temannya,  mereka tidak mau belajar dikarenakan teman-teman yang lain juga tidak belajar. Lingkungan Sekolah memiliki hubungan yang terkuat dan Lingkungan masyarakat memiliki hubungan yang terlemah dengan Prestasi Belajar Siswa.



2.6    Hubungan antara media belajar dengan prestasi siswa.
Dalam pelaksanaan pendidikan disekolah terdapat proses belajar mengajar yang akan menghasilkan perubahan dan kecakapan pada diri individu. Belajar merupakan hal yang sangat dasar bagi manusia dan merupakan proses yang tidak ada henti-hentinya, karena dengan belajar itulah manusia dapat berkembang. Kegiatan belajar adalah merupakan suatu proses yang terjadi secara menyeluruh dalam diri masing-masing individu. Guru dan murid harus berkolaborasi semaksimal mungkin untuk mendapatkan prestasi belajar yang tinggi.
Di antara faktor  internal yang  menentukan keberhasilan belajar salahsatunya adalah motivasi belajar. Motivasi belajar adalah merupakan faktor psikisyang memberikan dorongan, menumbuhkan gairah, merasa senang, semangatdalam melakukan kegiatan belajar. Motivasi belajar yang tinggi pada siswa akan mendorong siswa untuk giat belajar sehingga akan meningkatkan prestasi belajarnya. Faktor Eksternal juga tidak kalah penting dalam pencapaian hasil belajar siswa. Salah satu faktor eksternal yang juga mempengaruhi siswa dalammeraih keberhasilan belajar adalah Media Pembelajaran. Tujuan dari adanyamedia pembelajaran adalah agar siswa termotivasi untuk memahami pelajaranyang diajarkan bila media yang digunakan sesuai sehingga akan meningkatkan kelancaran proses belajar dan diharapkan prestasi yang nantinya dicapai juga akan baik. Dengan demikian adanya motivasi belajar yang tinggi untuk belajar dan penggunaan media pembelajaran yang sesuai, apabila berhasil akan memberi dampak positif karena meningkatkan kegiatan belajar mengajar sehingga berjalan lancar dan juga membuat para siswa lebih memahami yang diajarkan dan nantinya dapat berprestasi tinggi. Demikian halnya dalam proses belajar mengajar, media pembelajaran  merupakan alat yang banyak berpengaruh terhadap proses pembelajaran yang berlangsung didalamnya. Media juga merupakan salah satu dari banyak faktoryang mempengaruhi belajar dan berdampak pada prestasi belajar peserta didik.
Sama halnya dengan motivasi belajar, media pembelajaran merupakan salah satu faktor yang tidak dapat diabaikan begitu saja. Sebab media merupakan alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan dalam pembelajaran

2.7    Pengaruh teman sebaya terhadap prestasi siswa.
Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan manusia. Dengan pendidikan diharapkan manusia dapat memberdayakan lingkungan sosial dan potensi alam untuk kepentingan hidupnya, selain itu juga dapat meningkatkan status sosial. Secara tidak langsung pendidikan juga dapat memperbaiki keadaan ekonomi suatu negara karena dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari bahwa setiap kemiskinan dan kemelaratan selalu berawal dari kebodohan. Dengan pendidikan maka dapat dilahirkan manusia-manusia yang mampu membangun diri sendiri dan masyarakat sekitarnya yang sesuai dengan bunyi Undang-Undang Pendidikan Nasional tahun 2003, bahwa Pendidikan nasional bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Rendahnya hasil belajar siswa diduga karena rendahnya disiplin belajar siswa dalam belajar. Dalam hal belajar siswa akan berhasil belajarnya jika dalam dirinya ada kemauan untuk belajar dan disiplin untuk belajar.
Disiplin adalah kesadaran dan kesediaan seseorang untuk mematuhi norma-norma dan peraturan yang berlaku. Tanpa disiplin maka sulit seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Karena disiplin merupakan langkah awal demi tercapainya suatu tujuan pendidikan.
Faktor ekstrinsik lingkungan sosial siswa khususnya teman sekelas (teman sebaya) memiliki pengaruh terhadap motivasi belajar siswa yang pada akhirnya akan mempengaruhi hasil belajar siswa itu sendiri. Faktor yang tidak kalah penting namun sering luput dari perhatian para guru dan para orang tua adalah peranan teman sebaya anak. Teman sebaya anak yang ada di sekolah maupun dalam lingkungan tempat tinggal dapat mempengaruhi perilaku anak, persepsi anak terhadap belajar dan sekolah, dan yang paling penting adalah dapat mempengaruhi motivasi belajar anak.
Pengaruh kelompok teman sebaya/ peranan teman sebaya terhadap pola perilaku anak sangatlah berpengaruh, ini dapat dilihat dalam keseharian siswa banyak menghabiskan waktu dengan teman-temannya dengan demikian maka akan tercipta persepsi yang sama di antara mereka tentang belajar dan mereka akan lebih percaya diri jika memperoleh motivasi sosial dari sesama anggota kelompoknya (teman sebaya), kecenderungan siswa akan menyamai teman-teman sekelompoknya dalam segala hal, selain itu teman sebaya menjadi sumber informasi juga bagi para siswa terhadap informasi yang tidak diperoleh dari keluarganya dan informasi ini biasanya tentang peranan sosialnya sebagai perempuan atau laki-laki, namun yang masih kurang adalah belajar bersama dengan teman sebaya.
Fungsi teman sebaya adalah menyediakan berbagai informasi mengenai dunia diluar keluarga. Dengan kelompok teman sebaya, remaja menerima umpan balik mengenai kemampuan yang mereka miliki dan remaja belajar dalam membedakan yang benar dan yang salah. Kedekatan teman sebaya yang intensif akan membentuk suatu kelompok yang dijalin erat dan tergantung antara satu sama lainnya, dengan demikian relasi yang baik antara teman sebaya penting bagi perkembangan sosial remaja yang normal.

2.8    Peranan orang tua terhadap prestasi siswa SMP Negeri 20 Malang.
Pendidikan merupakan proses pembentukan kepribadian manusia. Pendidikan pada umumya bertujuan untuk membentuk manusia yang bermoral dan berilmu.
Berbicara masalah pendidikan, menyangkut pula masalah tentang lingkungan pendidikan, yang dikenal dengan tripusat pendidikan, yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Dari ketiga lingkungan tersebut, lingkungan keluarga mempunyai peranan yang paling utama. Keluarga merupakan lembaga pertama dalam pendidikan anak, karena dari keluargalah dasar pembentukan tingkah laku, watak, dan moral anak.
Untuk mewujudkan tujuan pendidikan tidak lepas adanya partisipasi serta bimbingan atau dukungan orang tua. Orang tua merupakan pendidik utama dan pertama, karena pengaruh dari orang tualah yang menjadi dasar perkembangan dan kehidupan anak dikemudian hari. Untuk itu diperlukan usaha yang optimal dalam mencapai tujuan tersebut.
Mendidik anak dengan baik dan benar berarti mengembangkan kemampuan siswa secara wajar. Potensi jasmani yang harus dipenuhi adalah sandang, pangan, dan papan. Sedangkan potensi rohaninya adalah berupa pembinaan intelektual, perasaan, dan budi pekerti.
Tugas utama orang tua adalah mengasuh, membimbing, memelihara serta mendidik anak untuk menjadi cerdas, pandai dan berakhla. Selain itu sebagai orang tua harus mampu menyediakan fasilitas atau keprluan anak dalam pembelajaran untuk mendapatkan sebuah keberhasilan, misalnya, buku-buku pelajaran.
Namun sekarang ini banyak orang tua yang tidak menyadari bahwa cara mendidiknya membuat seorang anak merasa tidak diperhatikan, dibatasi kebebasannya, dan dan tidak sayang padanya. Perasaan-perasaan itulah yang membuat seorang anak prestasinya menurun, dan mempengaruhi sikap, perasaan, dan cara berfikir bahkan kecerdasannya.

2.9    Hasil angket “Pengaruh Gaya Belajar terhadap Prestasi Siswa.”
Dari penyebaran angket tentang “Pengaruh Pergaulan Teman terhadap Perilaku Siswa SMP Negeri 20 Malang” kepada 100 siswa kelas 7,8, dan 9 SMP Negeri 20 Malang, penulis mendapatkan hasil yang akan diuraikan sebagai berikut :

Pertanyaan pertama yaitu “Apakah orang tua Anda mengawasi saat Anda belajar di rumah?” Yang menjawab ya sebanyak 62%, tidak sebanyak 23%, dan ragu-ragu sebanyak 15%. Dari data tersebut menunjukkan bahwa orang tua memiliki pernanan penting terhadap prestasi siswa SMP Negeri 20 Malang.

Pertanyaan kedua yaitu “Apakah Anda lebih sering belajar di internet daripada di buku?” Yang menjawab ya sebanyak 31%, tidak sebanyak 44%, dan ragu ragu sebanyak 25%. Dari data tersebut menunjukkan bahwa siswa menggunakan fasilitas yang ada sebaik mungkin.

     Pertanyaan ketiga yaitu “Apakah Anda bisa belajar di tempat yang ramai?” Yang menjawab ya sebanyak 19%, tidak sebanyak 65%, dan ragu-ragu sebanyak 16%. Dari data tersebut diperoleh hasil bahwa sebagian besar siswa SMP Negeri 20 Malang bisa belajar di tempat yang sepi.

Pertanyaan keempat yaitu “Apakah suasana disekitar Anda mempengaruhi konsentrasi belajar Anda?” Yang menjawab ya sebanyak 86%, tidak sebanyak 9%, dan ragi ragu sebanyak 5%. Dari tersebut dapat disimpulkan bahwa konsentrasi siswa SMPN 20 Malang dipengaruhi oleh suasana.

Pertanyaan kelima yaitu “Apakah Anda mengikuti bimbingan belajar diluar sekolah?” Yang menjawab ya sebanyak 62%, tidak sebanyak 36%, dan ragu ragu sebanyak 2%. Dari data diatas menunjukkan bahwa banyak siswa SMPN 20 Malang mengikuti bimbingan belajar di luar sekolah.

Pertanyaan keenam yaitu “Apakah dengan adanya media internet prestasi Anda dapat meningkat?” Yang menjawab ya sebanyak 50%, tidak sebanyak 6%, dan ragu ragu sebanyak 44%. Dari data diatas menujukkan bahwa siswa SMPN 20 Malang bisa menggunakan fasilitas internet sebagai media belajar.

Pertanyaan ketujuh yaitu “Apakah Anda sudah mengatur jadwal belajar dengan baik?” Yang menjawab ya sebanyak 52%, tidak sebanyak 15%, dan ragu ragu sebanyak 33%. Dari data diatas, dapat disimpulkan bahwa sudah banyak siswa yang mengatur jadwal belajarnya sendiri.

Pertanyaan kedelapan yaitu “Apakah Anda lebih bisa menghafal materi dengan cara membacanya berulang ulang?” Yang menjawab ya sebanyak 62%, tidak sebanyak 17%, dan ragu ragu sebanyak 24%. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa siswa lebih bisa menghafal materi dengan membacanya berulang ulang.

Pertanyaan kesembilan yaitu “Apakah Anda lebih suka menulis ulang catatan agar anda dapat mengerti pelajaran?” yang menjawab ya sebanyak 39%, tidak sebanyak 37%, dan ragu rau sebanyak 24%. Dari data diatas menujukkan bahwa tak banyak siswa yang dapat menghafal denegan cara menulis ulang.

Pertanyaan kesepuluh yaitu “Sewaktu ulangan, apakah Anda mencoba mengingat kembali isi buku catatan anda?” Yang menjawab ya sebanyak 84%, tidak sebanyak 3%, ragu ragu sebanyak 13%. Dari data diatas menunjukkan bahawa banyak siswa yang mencoba mengingat kembali isi buku catatan.

Pertanyaan kesebelas yaitu “Apakah Anda lebih suka belajar bersama?” Yang menjawab ya sebanyak 59%, tidak sebanyak 22%, ragu ragu sebanyak 19%. Dari data diatas menujukkan bahwa banyak siswa yang lebih suka belajar bersama dibanding belajar sendiri.

Pertanyaan keduabelas yaitu “Apakah Anda bisa memahami pelajaran dengan musik?” Yang menjawab ya sebanyak 53%, tidak sebanyak 27%, dan ragu ragu sebanyak 20%. Dai data diatas menujukkan bahwa banyak anak yang bisa memahami pelajaran dengan adanya musik.\
Pertanyaan ketigabelas yaitu “Apakah Anda lebih mudah bisa menerima penjelasan oleh guru?” Yang menjawab ya sebanyak 60%, tidak sebanyak 13%, dan ragu ragu 27%. Dari data diatas menujukkan bahwa banyak anak yang bisa memahami materi dari penjelasa guru.

            Pertanyaan keempatbelas yaitu “Apakah Anda lebih suka pelajaran yang bersifat praktik?” Yang menjawab ya sebanyak 66%, tidak sebanyak 17%, dan ragu ragu sebanyak 17%. Dari data diatas menujukkan bahwa banyak anak yang lebih suka pelajaran bersifat praktik.

            Pertanyaan kelimabelas yaitu “Apakah Anda sering melakukan kerja kelompok?” Yang menjawab ya sebanyak 48%, tidak sebanyak 26%, da ragu ragu sebanyak 26%. Dari data diatas dapat di simpulkan bahwa siswa lebih sering melakukan kerja kelompok.

            Pertanyaan keenambelas yaitu “Apakah Anda lebih suka belajar yang bersifat hafalan?” Yang menjawab ya sebanyak 46%, tidak sebanyak 36%, dan ragu ragu sebanyak 18%. Dari data diatas menujukkan bahwa banyak anak lebih suka pelajaran yang bersifat hafalan.

            Pertanyaan ketujuhbelas yaitu “Apakah orang tua Anda mengetahui gaya belajar Anda?” Yang menjawab ya sebanyak 61%, tidak sebanyak 22%, dan ragu ragu sebanyak 17%. Dari data diatas menujukkan bahwa banyak orang tua yang mengetahui gaya belajar anaknya.
            Pertanyaan kedelapanbelas yaitu “Apakah Anda bisa dengan cepat mencerna pelajaran dengan membaca cepat?” Yang menjawab ya sebanyak 30% , tidak sebanyak 45%, dan ragu ragu sebanyak 25%. Dari data diatas menujukkan bahwa banyak anak yang tidak bisa mencerna pelajaran dengan cara membaca cepat.

     Pertanyaan kesembilanbelas yaitu “Apakah Anda pernah menghasilkan suatu karya yang menambah prestasi Anda?” Yang menjawab ya sebanyak 42%, tidak sebanyak 22%, dan ragu ragu sebanyak 36%. Dari data diatas menunjukkan bahwa banyak anak yang telah menghasilkan suatu karya yang menambah prestasi mereka.

            Pertanyaan keduapuluh yaitu “Apakah Anda menginformasikan hasil belajar kepada orang tua Anda” Yang menjawab ya sebanyak 69%, tidak sebanyak 19%, dan ragu ragu sebanyak 12%. Dari data diatas menujukkan bahwa banyak anak yang menginformasikan hasil belajar kepada orang tua mereka.




















BAB III
PENUTUP

            Dalam bab penutup ini penulis akan menguraikan tentang, (1) simpulan dan (2) saran
3.1  Simpulan
            Dari hasil penelitian yang penulis lakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1.   Pendidikan sangat besar maknanya bagi seseorang yang sedang mencari ilmu, terutama pendidikan formal yang dijalani di sekolah. Pendidikan formal sangat penting karena dianggap dapat menunjang kehidupan di masa depan.
2.   Belajar merupakan proses penting yang dilakukan dalam menjalani pendidikan, karena dengan belajar seseorang dpat memahami dan memperdalam ilmu yang telah didapatkan.
3.  Kegiatan-kegiatan yang dilakukan secara bersamaan saat proses belajar oleh seseorang menunjukan cara belajar seseorang. Dan cara seseorang belajar kebanyakan berbeda antara satu orang dengan yang lainnya, karena kebutuhan dan kebiasaan setiap orang tidaklah selalu sama.
  4.  Cara atau metode yang dilakukan seseorang dalam proses belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar yang diraih.
3.2   Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan dan dari hasil kesimpulan yang telah diperoleh, beberapa saran yang penulis sampaikan, antara lain:
1.  Setiap orang khususnya siswa yang sedang menjalani proses pendidikan di sekolah untuk lebih serius lagi dalam menjalani proses pendidikan, karena pendidikan dapat menunjang kehidupan yang akan dihadapi di masa yang akan datang.
2.                Orang tua agar lebih mempehatikan dan membimbing anaknya dalam proses belajar, akan tetapi tidak memaksakan anaknya untuk belajar seperti yang mereka dikehendaki, dikarenakan kebutuhan setiap siswa dalam belajarnya tidaklah sama dan harus sesuai agar hasil yang diperoleh dapat dimaksimalkan.















DAFTAR RUJUKAN :

1.       http://despitez.blogspot.com/2014/02/kti-pengaruh-pergaulan-teman-terhadap.html (Sabtu, 20 Desember 2014. Pada pukul 09:46)
3.       http://kosegusite.blogspot.com/2011/06/kata-pengantar-alhamdulillah-segala.html (Sabtu, 20 Desember 2014. Pada pukul 12:10)
4.       http://www.referensimakalah.com/2013/02/pengertian-gaya-belajar.html (Sabtu, 27 Desember 2014. Pada pukul 08:35)
5.       http://www.slideshare.net/omcivics/pengaruh-gaya-belajar-siswa-terhadap-prestasi-siswa (Sabtu, 27 Desember 2014. Pada pukul 09:13)
6.       http://novariant.blogspot.com/2013/01/kti.html (Sabtu, 27 Desember 2014. Pada pukul 09:22)
7.       http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/04/macam-macam-gaya-belajar-karakteristik.html (Sabtu, 27 Desember 2014. Pada pukul 10:12)
8.       http://mediaedukasiku.blogspot.com/p/pola-pola-belajar-siswa-oleh-gagne.html (Selasa, 30 Desember 2014. Pada pukul 10:34)
9.       http://ikamulus.blogspot.com/2013/11/peranan-bimbingan-orangtua-terhadap.html (Rabu, 31 Desember 2014. Pada pukul 07:28)
10.   http://kim.ung.ac.id/index.php/KIMFIP/article/download/3772/3748( Jumat, 2 Januari 2015. Pada pukul 13:28)
11.   http://eprints.uny.ac.id/1988/1/Skripsi%20Adi%20Kristianto.pdf ( Minggu, 04 Januari 2015. Pada pukul 09:50)
12.   http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sosant/article/viewFile/2459/1775(Minggu, 04 Januari 2015. Pada pukul 21:00)
13.   http://ejournal.unp.ac.id/students/index.php/pek/article/download/420/242(Minggu, 04 Januari 2015. Pada pukul 21:47)
14.   http://asepagus544.blogspot.com (Senin 5 Januari 2015. Pada pukul 08:26)

















LAMPIRAN
DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA
a.    Guru
Pertanyaan
1.      Menurut Bapak/Ibu, apakah yang dimaksud dengan gaya belajar ?
2.      Apa saja macam macam gaya belajar? Jelaskan!
3.      Adakah hubungan antara gaya belajar bagi prestasi siswa? Mengapa?
4.      Bagaimana cara gaya belajar yang efektf menurut Bapak/Ibu?
5.      Apakah yang membuat prestasi siswa menjadi turun?
6.      Menurut Bapak/Ibu, apa pengaruh posistif dari gaya belajar yang Bapak/Ibu sebutkan tadi?
7.      Menurut Bapak/Ibu, apa pengaruh negatif dari gaya belajar yang Bapak/Ibu sebutkan tadi?
8.      Menurut Bapak/Ibu, apakah orang tua mempunyai  pengaruh yang besar terhadap prestasi siswa? Mengapa?
9.      Bagaimanakah peran guru yang baik terhadap gaya belajar dan prestasi siswa?
10.  Menurut Bapak/Ibu, bagaimana gaya belajar yang baik sehingga dapat meningkatkan prestasi siswa?





Jawaban
1.      Gaya belajar adalah salah satu kegiatan belajar yang menggunakan panca indra.
2.      A. Visual  : Memanfaatkan kelebihan seseorang dengan penglihatan.
B. Audio  : Memanfaatkan kelebihan seseorang dalam hal pendengaran.
C. Kinestetik : Mengandalkan kelebihan dalam hal praktek/kelebihan.
3.      Ada, tergantung dimana ia mempunyai kelebihan dari 3 gaya belajar tersebut.
4.      Dengan menggabungkan 3 gaya belajar tersebut.
5.      Tidak fokus pada gaya belajar masing masing/materi yang dipelajari.
6.      Ya, jika bisa menerapkan dengan fokus maka hasilnya luar biasa.
7.      Jika mengabaikan kekuatan yang dimiliki.
8.      Jelas, orang tua mendukung dalam hal sarana dan prasarana belajar.
9.      Guru yang bisa memperhatikan kekuatan dan kelemahan masing masing peserta didik.
10.  Yang bisa memanfaatka/ mengetahui kekuatan gaya belajar masing masing individu.






b.        Siswa.
Pertanyaan.
1.      Menurut Anda, apakah gaya belajar itu?
2.      Menurut Anda, apakah gaya belajar itu berpengaruh pada  prestasi siswa ? Mengapa?
3.      Menurut Anda, bagaimana gaya belajar yang baik bagi anda?
4.      Apakah seseorang bisa mengubah gaya belajarnya? Mengapa?
5.      Bagaimana hubungan prestasi anda dengan gaya belajar anda?
6.      Apakah Anda melaksanakan jadwal khusus untuk belajar Anda? Mengapa?
7.      Apakah orang tua anda berperan terhadap gaya belajar Anda? Jelaskan!
8.      Bagaimana anda menyikapi seseorang yang gaya belajarnya berbeda dengan Anda?
9.      Bagaimana anda menyikapi teman Anda yang membuat gaduh saat anda belajar di sekolah?
10.  Apakah anda membutuhkan motivasi untuk meningkatkan prestasi belajar Anda? Mengapa?






Jawaban.
1.      Gaya belajar adalah cara belajar seseorang yang membuat seseorang merasa nyaman untuk belajar.
2.      Berpengaruh, jika belajarnya rajin akan berprestasi.
3.      Menurut saya, gaya belajar yang baik bagi saya dengan mendengarkan orang yang menjelaskan.
4.      Ya, karena saya merasa canggung jika teman saya belajar dan saya tidak.
5.      Prestasi saya lebih meningkat dengan adanya gaya belajar saya saat ini.
6.      Ya, karena untuk kepentingan saya.
7.      Ya, orang tua saya selalu mendukung saya agar prestasi saya lebih meningkat.
8.      Cuek saja, karena setiap orang memiliki gaya belajar yang berbeda.
9.      Ditegur agar tidak menggangu belajar saya.

10.  Ya, karena motivasi yang baik akan meningkatkan daya prestasi saya.

0 komentar:

Posting Komentar

Translate

 

Welcome To My Blog Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review