BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bab pendahuluan ini, penulis akan menguraikan tentang
(1) latar
belakang (2) ruang lingkup masalah (3) pembatasan masalah (4) rumusan masalah
(5) tujuan penelitian (6) manfaat penelitian (7) anggapan dasar dan hipotesis,
serta (8) sumber data dan metode.
Gaya belajar merupakan suatu kombinasi dari
bagaimana ia menyerap, kemudian mengatur serta mengolah informasi. gaya belajar
bukan hanya berupa aspek ketika menghadapi informasi, melihat, mendengar,
menulis dan berkata tetapi juga aspek pemrosesan informasi sekunsial, analitik,
global atau otak kiri otak kanan, aspek lain adalah ketika merespon sesuatu
atas lingkungan belajar (diserap secara abstrak dan konkret).
Terdapat tiga tipe gaya belajar yang akan
dibahas dalam karya tulis ini yaitu visual (cenderung belajar melalui apa yang
mereka lihat), auditorial (belajar melalui apa yang mereka dengar) dan
kinestetik (belajar melalui gerak dan sentuhan). Prestasi belajar masih tetap
menjadi indikator untuk menilai tingkat keberhasilan siswa dalam proses
belajar.
Prestasi belajar yang baik dapat mencerminkan
gaya belajar yang baik karena dengan mengetahui dan memahami gaya belajar yang
terbaik bagi dirinya akan membantu siswa dalam belajar sehingga prestasi yang
dihasilkan akan maksimal.
Gaya belajar (Learning Styles) dianggap
memiliki peranan penting dalam proses kegiatan belajar mengajar. Siswa yang
kerap dipaksa belajar dengan cara-cara yang kurang cocok dan berkenan bagi
mereka tidak menutup kemungkinan akan menghambat proses belajarnya terutama
dalam hal berkonsentrasi saat menyerap informasi yang diberikan. Pada akhirnya
hal tersebut juga akan berpengaruh pada hasil belajar yang belum maksimal
sebagaimana yang diharapkan.
Oleh karena itu penulis mempunyai inisiatif
untuk menyusun karya tulis tentang Pengaruh gaya belajar terhadap prestasi
siswa SMP 20 Malang
1.2 Ruang Lingkup Masalah.
Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, gaya adalah tingkah laku, gerak gerik dan sikap. Sedangkan belajar
adalah menuntut ilmu. Belajar dapat diartikan sebagai suatu proses aktif untuk
menuju satu arah tertentu yang dapat meningkatkan perbuatan, kemampuan atau
pengertian baru.
Berdasarkan rumusan tersebut,
perubahan dalam rumusan pengertian belajar tersebut dapat menyangkut semua
aspek kepribadian individu, yang di dalamnya menyangkut penguasaan, pemahaman,
sikap, nilai, motivasi, kebiasaan, minat, apresiasi dan sebagainya. Demikian
juga dengan pengalaman; ini berkenaan dengan segala bentuk membaca, melihat,
mendengar, merasakan, melakukan, menghayati, membayangkan, merencanakan,
melaksanakan, menilai, mencoba, menganalisis, dan sebagainya.
Menurut Nasution, gaya belajar
adalah cara yang konsisten yang dilakukan oleh seorang murid dalam menangkap
stimulus atau informasi, cara mengingat, berfikir dan memecahkan soal.
Sedangkan menurut Adi W. Gunawan, pengertian gaya
belajar adalah cara yang lebih kita sukai dalam melakukan kegiatan berfikir,
memproses dan mengerti suatu informasi.
Hasil riset menunjukkan bahwa
murid yang belajar dengan menggunakan gaya belajar yang dominan, saat
mengerjakan tes, akan mencapai nilai yamg jauh lebih tinggi dibandingkan bila
mereka belajar dengan cara yang tidak sejalan dengan gaya belajar mereka.
1.3 Pembatasan Masalah
Berdasarkan ruang lingkup diatas maka pembatasan
masalah yang diajukan penulis sebagai berikut :
1.3.1
Mengetahui pengertian gaya belajar.
1.3.2
Mengetahui berbagai macam gaya belajar.
1.3.3
Mengetahui hubungan antara gaya belajar dengan prestasi siswa.
1.3.4
Mengetahui pola belajar siswa.
1.3.5
Mengetahui hubungan antara suasana belajar dengan prestasi siswa.
1.3.6
Mengetahui hubungan antara media belajar dengan prestasi siswa.
1.3.7
Mengetahui pengaruh teman sebaya terhadap prestasi siswa.
1.3.8
Mengetahui peran orang tua terhadap prestasi siswa SMP Negeri 20 Malang.
1.3.9
Mengetahui hasil angket pengaruh gaya belajar terhadap prestasi siswa.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah diatas maka rumusan masalah
yang diajukan penulis sebagai berikut :
1.4.1
Apakah pengertian gaya belajar?
1.4.2
Apa saja berbagai macam gaya belajar?
1.4.3
Bagaimana hubungan antara gaya belajar dengan prestasi siswa?
1.4.4
Bagaimana pola belajar siswa?
1.4.5
Bagaimana hubungan natara suasana belajar dengan prestasi siswa?
1.4.6
Bagaimana hubungan antara media belajar dengan prestasi siswa?
1.4.7
Bagaimana pengaruh teman sebaya terhadap prestasi siswa?
1.4.8
Bagaimana peran orang tua terhadap prestasi siswa SMP Negeri 20 Malang?
1.4.9
Bagaimana hasil angket pengaruh gaya belajar terhadap prestasi siswa SMP Negeri 20
Malang?
1.5 Tujuan Penelitian.
1.5.1
Tujuan Umum
Tujuan umum
penelitian ini adalah mendeskripsikan pengaruh gaya belajar terhadap prestasi
siswa SMP Negeri 20
Malang.
1.5.2 Tujuan Khusus
1.5.2.1
Mendeskripsikan pengertian gaya belajar.
1.5.2.2
Mendeskripsikan berbagai macam gaya belajar.
1.5.2.3
Mendeskkripsikan hubungan antara gaya belajar dengan prestasi siswa.
1.5.2.4
Mendeskripsikan pola belajar siswa.
1.5.2.5
Mendeskripsikan hubungan antara suasana belajar dengan prestasi siswa.
1.5.2.6
Mendeskripsikan hubungan antara media belajar dengan prestasi siswa.
1.5.2.7
Mendeskripsikan pengaruh teman sebaya terhadap prestasi siswa.
1.5.2.8
Mendeskripsikan peranan orang tua terhadap prestasi siswa SMP Negeri 20
Malang.
1.5.2.9
Mendeskripsikan hasil angket pengaruh gaya belajar terhadap prestasi
siswa SMP Negeri 20 Malang
1.6 Manfaat Penelitian
1.6.1
Bagi guru
1.
Menambah wawasan mengenai bagaimana pengaruh
gaya belajar terhadap prestasi siswa SMP Negeri 20 Malang.
2.
Untuk mengetahui kemampuan murid dan para guru akan didorong untuk
memilih dan menggunakan metode belaajar yang efektif dan cocok untuk para siswa
1.6.2
Bagi siswa
1.
Dapat mengetahui pengertian gaya belajar itu.
2.
Dapat mengetahui faktor-faktor, dampak positif dan negatif, pengaruh
gaya belajar terhadap prestasi siswa SMP Negeri 20 Malang.
3.
Dapat mengetahui kemampuan belajar mereka dan mendorong mereka untuk
meraih prestasi yang lebih baik dari sebelumnya.
1.7 Anggapan Dasar Dan Hipotesis
1.7.1
Anggapan Dasar
Menurut PPKI (2000:13) “asumsi penelitian
adalah anggapan anggapan dasar tentang suatu hal yang dijadikan pijakan
berfikir dan dalam melakukan penelitian”.
Dalam melakukan penelitian ini peneliti
menggunakan beberapa asumsi dasar sebagai berikut:
1.
Masing masing siswa belajar menurut caranya sendiri.
2.
Banyak siswa yang belajar di tempat yang sepi.
1.7.2
Hipotesis
Menurut PPKI (2000:12) “Hipotesis merupakan jawaban sementara
terhadap masalah penelitian yang secara teoritis dianggap paling mungkin dan
paling tinggi tikat kebenarannya”.
Berdasarkan anggapan dasar diatas
maka hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh gaya belajar terhadap
prestasi siswa SMP Negeri 20 Malang
1.8 Sumber Data Dan Metode.
1.8.1
Sumber Data
Dalam penyusunan karya tulis ini, penulis
mencari dan mengambil data mengenai topik yang dibahas dari berbagai sumber di
internet dengan situs sebagai berikut :
1. http://despitez.blogspot.com/2014/02/kti-pengaruh-pergaulan-teman-terhadap.html (Sabtu, 20 Desember
2014. Pada pukul 09:46)
2.
http://www.caramudahbelajarbahasainggris.net/2013/10/Kumpulan-Motto-Hidup-Bahasa-Inggris-dan-Artinya.html
(Sabtu 20 Desember 2014. Pada pukul 10:35)
3.
http://kosegusite.blogspot.com/2011/06/kata-pengantar-alhamdulillah-segala.html
(Sabtu, 20 Desember 2014. Pada pukul 12:10)
4.
http://www.referensimakalah.com/2013/02/pengertian-gaya-belajar.html
(Sabtu, 27 Desember 2014. Pada pukul 08:35)
5.
http://www.slideshare.net/omcivics/pengaruh-gaya-belajar-siswa-terhadap-prestasi-siswa
(Sabtu, 27 Desember 2014. Pada pukul 09:13)
6.
http://novariant.blogspot.com/2013/01/kti.html
(Sabtu, 27 Desember 2014. Pada pukul 09:22)
7.
http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/04/macam-macam-gaya-belajar-karakteristik.html
(Sabtu, 27 Desember 2014. Pada pukul 10:12)
8.
http://mediaedukasiku.blogspot.com/p/pola-pola-belajar-siswa-oleh-gagne.html
(Selasa, 30 Desember 2014. Pada pukul 10:34)
9.
http://ikamulus.blogspot.com/2013/11/peranan-bimbingan-orangtua-terhadap.html (Rabu, 31 Desember
2014. Pada pukul 07:28)
10. http://kim.ung.ac.id/index.php/KIMFIP/article/download/3772/3748( Jumat, 2 Januari 2015. Pada pukul 13:28)
11. http://eprints.uny.ac.id/1988/1/Skripsi%20Adi%20Kristianto.pdf ( Minggu, 04 Januari 2015. Pada pukul 09:50)
12. http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sosant/article/viewFile/2459/1775(Minggu, 04 Januari 2015. Pada pukul 21:00)
13. http://ejournal.unp.ac.id/students/index.php/pek/article/download/420/242(Minggu, 04 Januari 2015. Pada pukul 21:47)
14.
http://asepagus544.blogspot.com
(Senin 5 Januari 2015. Pada pukul 08:26)
1.8.2 Metode
Dalam penulisan karya tulis ini, penulis
menggunakan beberapa metode, antara lain :
1.8.2.1 Wawancara
Untuk mencari informasi, dalam penulisan KTI
ini, penulis melakukan wawancara kepada narasumber yaitu, Bapak Drs.Heri Tavip
S. pada hari Jumat, 19 Desember 2014, selaku guru BK/BP dan Bella Finisya
Aringga pada hari Jumat, 19 Desember 2014 selaku siswa kelas XIF.
1.8.3 Penyebaran Angket
Penyebaran
angket tentang “Pengaruh gaya
belajar terhadap prestasi siswa SMP Negeri 20 Malang” kepada 100 siswa
kelas 7, 8, dan 9 SMP Negeri 20 Malang. Pada hari Selasa, pada tanggal 16
Desember 2014.
1.8.4 Observasi
Penulis juga melakukan observasi langsung dengan cara mengambil gambar
yang berkaitan dengan penulisan karya tulis ini, yaitu sebagai berikut :
Gambar di bawah menunjukkan belajar dengan menggunakan music.
Gambar di bawah
menunjukkan belajar dengan melihat.
BAB II
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Dalam bab analisis dan pembahasan ini penulis menjabarkan
analisis dan pembahasan yang meliputi (1) pengertian gaya belajar, (2) berbagai
macam gaya belajar, (3) hubungan antara gaya belajar dengan prestasi siswa, (4)
pola belajar siswa, (5) hubungan antara suasana belajar dengan prestasi siswa,
(6) hubungan antara media belajar dengan prestasi siswa, (7) pengaruh teman
sebaya terhadap prestasi siswa, (8) peranan orang tua terhadap prestasi siswa
SMP Negeri 20 Malang, (9) hasil angket “Pengaruh Gaya Gelajar terhadap Prestasi
Siswa.”
2.1 Pengertian gaya belajar.
Gaya
belajar merupakan suatu kombinasi dari bagaimana ia menyerap, kemudian mengatur
serta mengolah informasi. gaya belajar bukan hanya berupa aspek ketika
menghadapi informasi, melihat, mendengar, menulis dan berkata tetapi juga aspek
pemrosesan informasi sekunsial, analitik, global atau otak kiri otak kanan,
aspek lain adalah ketika merespon sesuatu atas lingkungan belajar (diserap
secara abstrak dan konkret).
Menurut Nasution, gaya belajar
adalah cara yang konsisten yang dilakukan oleh seorang murid dalam menangkap
stimulus atau informasi, cara mengingat, berfikir dan memecahkan soal.
Sedangkan menurut Adi W. Gunawan,
pengertian gaya belajar adalah cara yang lebih kita sukai dalam melakukan
kegiatan berfikir, memproses dan mengerti suatu informasi.
2.2 Berbagai macam gaya belajar.
1. Visual
(V)
Kecenderungan ini mencakup menggambarkan informasi dalam bentuk
peta, diagram, garfik, flow chart dan symbol visual seperti panah, lingkaran,
hirarki dan materi lain yang digunakan instruktur untuk mempresentasikan
hal-hal yang dapat disampaikan dalam kata-kata. Hal ini mencakup juga desain,
pola, bentuk dan format lain yang digunkan untuk menandai dan menyampaikan
informasi.
a. Beberapa karakteristik Visual
Learner adalah :
1) Senantiasa melihat bibir guru yang
sedang mengajar
2) Menyukai instruksi tertulis, foto dan
ilustras untuk dilihat
3) Saat petunjuk untuk melakukan sesuatu
diberikan biasanya kan melihat teman-teman lainnya baru dia sendiri bertindak
4) Cenderung menggunakan gerakan tubuh
untuk mengekspresikan atau mengganti sebuah kata saat mengungkapkan sesuatu
5) Kurang menyukai berbicara di depan
kelompok dan kurang menyukai untuk mendengarkan orang lain
6) Biasanya tidak dapat mengingat
informasi yang diberikan secara lisan
7) Menyukai diagram, kalender maupun
grafik time-line untuk mengingat bagian peristiwa
8) Selalu mengamati seluruh elemen fisik
dari lingkungan belajar
9) Lebih menyukai peragaan daripada
penjelasan lisan
10) Biasanya tipe ini dapat duduk tenang
di tengah situasi yang ribut atau ramai tanpa merasa terganggu
11) Mengorganisir materi belajarnya dengan
hati-hati
12) Berusaha mengingat dan memahami
menggunakan diagram, table dan peta
13) Mempelajari materi dengan membaca
catatan dan membuat ringkasan
b. Media atau bahan yang cocok
1) Guru yang menggunakan bahasa tubuh
atau gambar dalam keadaan menerangkan
2) Media gambar, video, poster dan
sebagainya
3) Buku yang banyak mencantumkan diagram
atau gambar
4) Flow chart
5) Grafik
6) Menandai bagian-bagian yang penting
dari bahan ajar dengan menggunakan warna yang berbeda
7) Symbol-simbol visual
c. Strategi belajar
Ø Mengganti kata-kata dengan symbol atau
gambar
2. Aural
atau Auditory Learning (A)
Modalitas ini menggambarkan preferensi terhdap informasi yang
didengar atau diucapkan. Siswa dengan modalitas ini belajar secara maksimal
dari ceramah, tutorial, tape diskusi kelompok, bicara dan membicarakan materi.
Hal ini mencangkup berbicara dengan suara keras atau bicara kepada diri
sendiri.
a. Beberapa karakteristik Auditory
Learner antara lain :
1) Mampu mengingat dengan baik apa yang
mereka katakana maupun yang orang lain sampaikan
2) Mengingat dengan baik dengan jalan
selalu mengucapkan dengan nada keras dan mengulang-ulang kalimat
3) Sangat menyukai diskusi kelompok
4) Menyukai diskusi yang lebih lama
terutama untuk hal-hal yang kurang mereka pahami
5) Mampu menginngat dengan baik materi
yang didiskusikan dalam kelompok atau kelas
6) Mengenal banyak sekali lagu atau iklan
TV dan bahkan dapat menirukannya secara tepat dan komplit
7) Suka berbicara
8) Kurang suka tugas membaca (dan pada
umumnya bukanlah pembaca yang baik)
9) Kurang dapat mengingat dengan baik apa
yang baru saja dibacanya
10) Kurang dalam mengerjakan tugas
mengarang atau menulis
11) Kurang memperhatikan hal-hal baru
dalam lingkungan sekitarnya seperti : hadirnya anak baru, adanya papan pengumuman
yang baru dsb.
12) Sukar bekerja dengan tenang tanpa
menimbulkan suara
13) Mudah terganggu konsentrasi karena
suara dan juga susah berkonsentrasi bila tidak ada suara samasekali
b. Media atau bahan yang cocok
1) Menghadiri kelas
2) Diskusi
3) Membahas suatu topic bersama dengan
teman
4) Membahas suatu topic bersama dengan
guru
5) Menjelaskan ide-ide baru kepada orang
lain
6) Menggunakan perekam
7) Mengingat cerita, contoh atau lelucon
yang menarik
8) Menjelaskan bahan yang didapat secara
visual (gambar, power point dsb)
c. Strategi belajar
1) Catatan yang dibuat mungkin sangat
tidak memadai. Tambahkan informasi yang didapat dengan cara berbicara dengan
orang lain dan mengumpulkan catatan dari buku.
2) Rekam ringkasan dari catatn yang
dibuat dan dengarkan rekaman tersebut
3) Minta orang lain untuk mendengar
pemahaman yang diterima mengenai suatu topic
4) Baca
buku atu catatn dengan keras
3. Kinestetic atau Tactile Learner (K)
Berdasarkan definisi, modalitas ini mengarah pada pengalaman dan
latihan (simulasi atau nyata, meskipun pengalaman tersebut melibatkan modalitas
lain. Hal ini mencakup demonstrasi, simulasi, video dan film dari pelajaran
yang sesuai aslinya, sama halnya dengan studi kasus, latihan dan aplikasi.
a. Beberapa karakteristiknya adalah :
1) Suka
menyentuh segala sesuatu yang dijumpainya
2) Sulit
untuk berdiam diri
3) Suka
mengerjakan segala sesuatu dengan menggunakan tangan
4) Biasanya
memiliki koordinasi tubuh yang baik
5) Suka
menggunakan objek yang nyata sebagai alat bantu belajar
6) Mempelajari
hal-hal yang abstrak (symbol matematika, peta dsb)
7) Mengingat
secara baik bila secara fisik terlibat aktif dalam proses pembelajaran
8) Menikmati
kesempatan untuk menyusun atau menangani secara fisik materi pembelajaran
9) Sering
berusaha membuat catatan hanya untuk menyibukkan diri tanpa memanfaatkan hasil
catatan tersebut
10) Menyukai
penggunaan computer
11) Mengungkapkan
minat dan ketertarikan terhadap sesuatu secara fisik dengan bekerja secara
antusias
12) Sulit
apabila diminta untik berdiam diri atau berada disuatu tempat untuk beberapa
lama tanpa aktifitas fisik
13) Sering
bermain-main dengan benda disekitarnya sambil mendengarkan atau mengerjakan
sesuatu
b. Media/
bahan yang cocok
1) Menggunakan
seluruh panca indera : penglihatan, sentuhan, pengecap, penciuman, pendengaran
2) Laboratorium
3) Kunjungan
lapangan
4) Pembicara
yang memberikan contoh kehidupan nyata
5) Pengaplikasian
6) Pameran,
sampel, fotografi
7) Koleksi berbagai
macam tumbuhan, serangga dan sebagainya
c. Strategi belajar
1) Mengingat
kejadian nyata yang terjadi
2) Masukan
berbagai macam contoh untuk memudahkan dalam mengingat konsep
3) Gunakan
benda-benda untuk mengilustrasikan ide
4) Kembali
ke laoratorium atau tempat belajar dapat melakukan eksperimen
5) Mengingat
kembali mengenai eksperimen, kunjungan lapangan dan sebagainya
2.3 Hubungan antara gaya belajar dengan prestasi siswa.
Pembangunan Nasional merupakan usaha nyata yang dilakukan oleh
pemerintah untuk mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia. Pembangunan nasional
ini dilaksanakan secara bertahap melalui berbagai bidang. Salah satu bidang
yang penting adalah bidang Pendidikan. Melalui bidang pendidikan, pembangunan
yang dilakukan diharapkan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia
Negara Indonesia, karena merupakan salah satu usaha pemberian pengetahuan,
sikap dan keterampilan oleh pendidik atau guru kepada anak didik dengan cara
tertentu untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Pada hakekatnya,
pendidikan merupakan suatu proses yang dapat menimbulkan perubahan tingkah
laku, baik dalam bentuk kecakapan sikap maupun keterampilan dalam melakukan
sesuatu kegiatan tertentu.
Belajar juga merupakan salah satu hal yang sangat berperan penting
dalam pendidikan. Belajar merupakan suatu proses yang mencakup tiga komponen
yaitu input, proses dan output. Input sebagai masukan biasanya terdiri dari
siswa, materi pembelajaran, sarana dan fasilitas pembelajaran, guru, kurikulum
dan manajemen yang berlaku disekolah tersebut. Sedangkan proses terdiri dari
strategi pembelajaran, media instruksional, cara mengajar guru dan cara belajar
siswa. Output merupakan hasil dari proses belajar yaitu prestasi.
Prestasi belajar merupakan tolak ukur
keberhasilan dalam suatu proses belajar mengajar. Banyak faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar seseorang.Prestasi belajar merupakan penilaian
aktivitas belajar siswa yang dinyatakan dalam bentuk symbol, angka, huruf
maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai peserta didik
dalam periode tertentu
Untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa sebaiknya siswa itu sendiri mengetahui gaya
belajar mereka, sehingga siswa tidak salah menempatkan gaya belajar mereka yang
tidak sesuai dengan gaya belajar mereka yang sebenarnya. Pihak sekolah maupun
guru juga harus lebih memperhatikan karakteristik masing-masing siswa terutama
gaya belajar mereka. Sehingga guru tidak memaksa siswa dengan gaya belajar yang
membuat mereka bosan, kerena tidak sesuai dengan gaya belajar mereka.
Memperhatikan gaya belajar semua siswa sangatlah penting, dengan begitu guru
tidak akan menganggap gaya belajar mereka yang bervariasi sebagai gangguan
dalam pembelajaran. Gaya belajar merupakan kunci untuk mengembang kinerja dalam
pekerjaan, disekolah dan dalam situasi antar pribadi. Gaya belajar seseorang
adalah kombinasi dari bagaimana ia menyerap dan kemudian mengatur serta
mengelolah informasi.
2.4 Pola belajar siswa
Gagne menggolongkan pola-pola belajar siswa ke dalam
delapan tipe di mana yang satu merupakan prasyarat bagi yang lainnya yang lebih
tinggi tingkatannya. Masing-masing tipe dapat dibedakan dari yang lainnya
dilihat dari kondisi yang diperlukan buat berlangsungnya proses belajar bagi
yang bersangkutan. Kedelapan tipe tersebut adalah:
Tipe 1, Signal Learning (belajar isyarat). Tipe
ini merupakan tahap yang paling dasar, sehingga tidak menuntut persyaratan,
namun merupakan tingkat yang harus dilalui untuk tipe belajar yang lebih
tinggi. Signal learning dapat
diartikan sebagai proses penguasaan pola-pola dasar perilaku bersifat
involuntary (tidak disengaja dan tidak disadari tujuannya). Dalam tipe ini
terlibat aspek reaksi emosional di dalamnya. Kondisi yang diperlukan
untuk berlangsungnya tipe belajar ini telah diberikannya secara serempak dan
berulang kali.
Tipe 2, Stimulus-Respon Learning (belajar
rangsangan tanggapan). Bila tipe di atas dapat digolongkan dalam jenis
classical condition, maka
tipe belajar 2 ini termasuk ke dalam instrumental
conditioning (Kimble-1961) atau belajar dengan trial and error. Menurut Gagne,
proses belajar bahasa pada anak-anak merupakan proses yang serupa dengan ini.
Kondisi yang diperlukan untuk berlangsungnya tipe belajar ini ialah
faktor inforcement. Waktu
antara stimulus (rangsangan) pertama dan berikutnya sangat penting. Semakin
singkat jarak S-R dengan S-R berikutnya, semakin kuat reinforcement.
Tipe 3, Chaining (mempertautkan), dan tipe
4 Verbal Association. Kedua tipe belajar ini setaraf, yaitu
belajar mengajar yang menghubungkan satuan ikatan S -R yang satu dengan yang
lain. Kondisi yang diperlukan dalam berlangsungnya tipe belajar ini antara lain
secara internal anak sudah harus menguasai sejumlah satuan pola S-R, baik
psikomotorik maupun verbal. Selain itu, prinsip kesinambungan, pengulangan,
dan reinforcement tetap
penting bagi berlangsungnya proses chaining dan association.
Tipe 5, Discrination learning (belajar
membedakan). Dalam tipe ini, peserta didik mengadakan seleksi dan
pengujian antara dua perangsang atau sejumlah stimulus yang diterimanya,
kemudian memilih pola-pola respon yang dianggap paling sesuai. Kondisi utama
dalam berlangsungnya proses belajar ini adalah siswa rnempunyai kemahiran
melakukan chaining dan
association serta pengalaman (pola S-R).
Tipe 6. Concept Learning (belajar pengertian). Dengan
berdasarkan kesamaan ciri-ciri dari kesimpulan stimulus dan objek-objeknya, ia
membentuk suatu pengertian atau konsep utama yang diperlukan yaitu menguasai
kemahiran diskriminasi dan proses kognitif fundamental sebelumnya.
Tipe 7, Rule Learning (belajar membuat
generalisasi, hukum, dan kaidah). Pada tingkat ini, siswa belajar
mengadakan kombinasi berbagai konsep dengan rnengoperasikan kaidah-kaidah
logika formal (induktif, deduktif, analisis, sintesis, asosiasi, diferensiasi,
komparasi, dan kausalitas) sehingga anak didik dapat menemukan kesimpulan
tertentu yang mungkin selanjutnya dapat dipandang sebagai aturan: prinsip,
dalil, aturan, hukum, kaidah dan sebagainya. Kondisi yang memungkinkan
terjadinya proses belajar seperti ini, disarankan:
a.
Kepada
anak didik diberitahukan bentuk perbuatan yang diharapkan, kalau yang
bersangkutan telah menjalani proses belajar.
b.
Kepada
anak didik diberikan sejumlah pertanyaan yang merangsang,mengingatkan (recall) konsep-konsep
yang telah dipelajari dan dimilikinya untuk mengungkapkan perbendaharaan
pengetahuannya.
c.
Kepada
anak didik mereka diberikan beberapa kata kunci yang menyarankan siswa ke arah
pembentukan kaidah tertentu yang diharapkan.
d.
Diberikan
kesempatan kepada anak didik untuk mengekspresikan dan menyatakan kaidah
tersebut dengan kata-katanya sendiri.
e.
Kepada
anak didik diberikan kesempatan selanjutnya untuk menyusun rumusan rule tersebut
dalam bentuk statement formal.
Tipe 8, Problem Solving (belajar memecahkan
masalah). Pada tingkat ini, siswa belajar merumuskan dan memecahkan
masalah, memberikan respon terhadap rangsangan yang menggambarkan atau
nembangkitkan situasi problematik, mempergunakan berbagai kaidah yang telah
dikuasainya. Menurut John Dewey belajar memecahkan masalah ini berlangsung
sebagai berikut: individu menyadari masalah bila dia dihadapkan pada situasi
keraguan dan kekaburan sehingga merasakan adanya kesulitan.
a. Merumuskan dan menegaskan masalah.
Individu melokalisasi letak sumber kesulitan tersebut
untuk memungkinkan mencari jalan pemecahannya. Ia menandai aspek mana yang
mungkin dipecahkan dengan menggunakan prinsip yang diketahuinya sebagai
pegangan.
b. Mencari fakta pendukung dan merumuskan hipotesis.
Individu menghimpun berbagai informasi yang relevan,
termasuk pengalaman orang lain dalam menghadapi pemecahan
masalah yang serupa. Kemudian mengindentifikasi berbagai alternatif (kemungkinan)
pemecahannya yang dapat dirumuskan sebagai jawaban sementara.
c. Mengevaluasi alternatif pemecahan yang
dikembangkan. Setiap alternatif pemecahan ditimbang dari segi untungruginya.
Selanjutnya, dilakukan pengambilan keputusan memilih alternatif yang dipandang
paling mungkin(feasible) dan menguntumgkan.
d. Mengadakan pengujian alternative pemecahan yang
dipilih. Dari hasil pelaksanaan itu, diperoleh informasi untuk membuktikan benar
atau tidaknya hipotesis yang telah dirumuskan.
Dengan demikian proses belajar
yang tertinggi ini hanya mungkin dapat berlangsung kalau proses-proses belajar
fundamentalis lainnya telah dimiliki dan dikuasai. Kepada anak didik hendaknya:
a. Diberikan stimulus (rangsangan) yang dapat
menimbulkan situasi bermasalah dalam diri anak didik.
b. Diberikan kesempatan untuk berlatih mencari
alternative pemecahannya.
c. Diberikan kesempatan untuk berlatih
melaksanakanpemecahan dan pembuktiannya.
Dengan proses
pengindentifikasian entering
behavior seperti dijelaskan dalam uraian terdahulu, guru akan dapat
mengindentifikasi tahap belajar atau tipe belajar yang telah dijalaninya. Atas
dasar itu, guru dapat memilih alternatif strategi pengorganisasian bahan dan
kegiatan belajar mengajar.
2.5 Hubungan antara suasana belajar dengan prestasi siswa.
Pendidikan
merupakan kebutuhan manusia yang sangat penting karena pendidikan mempunyai
tugas untuk menyiapkan SDM bagi pembangunan bangsadan negara. Kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK) mengakibatkanperubahan dan pertumbuhan kearah
yang lebih kompleks. Hal ini menimbulkanmasalah-masalah sosial dan
tuntutan-tuntutan baru yang tidak dapat diramalkansebelumnya, sehingga
pendidikan selalu menghadapi masalah karena adanyakesenjangan antara yang
diharapkan dengan hasil yang dapat dicapai dari prosespendidikan. Untuk
mengatasi masalah tersebut, peranan pendidikan sangat dibutuhkan.
Pendidikan menuntut adanya perhatian dan
partisipasi dari semua pihak. Denganadanya pendidikan akan dapat mencerdaskan
siswa serta membentuk manusiaseutuhnya yaitu manusia yang bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa.
Pembangunan pendidikan seharusnya
diutamakan karena suatu kemajuan bangsadapat dilihat dari kemajuan pendidikan.
Oleh karena itu komponen-konmponen
yang
ada dalam proses pendidikan seperti siswa, guru, proses
belajar-mengajar,manajemen, layanan pendidikan serta sarana penunjang lainnya
harusterkoordinasi dan bekerjasama dengan baik
Pendidikan bukan hanya tanggung jawab
siswa dan tenaga pendidikan sajatetapi juga orang tua siswa, masyarakat,
pemerintah sehingga diperlukan
partisipasi
aktif dari pihak-pihak tersebut. Masalah yang paling penting dalam pendidikan dan paling
mendapat sorotan tajam dari masyarakat adalah masalah prestasi belajar siswa,
terutama yang berkaitan dengan rendahnya kualitas lulusan.
Prestasi belajar dari satu siswa dengan
siswa yang lain tampak berbeda, karena dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor
itu antara lain adalah faktor internal danfaktor eksternal.
Faktor internal adalah faktor yang
berasal dari diri sendiri, yangmeliputi faktor intelegensi/kemampuan, minat,
dan motivasi. Sedang faktoreksternal adalah faktor yang berasal dari luar,
yaitu faktor lingkungan pendidikan,yang meliputi faktor lingkungan
keluarga, faktor lingkungan sekolah, dan faktor lingkungan masyarakat. Saat ini masih banyak
siswa yang tidak mempunyai lingkungan pergaulan/sosial yang kondusif sehingga
dalam mempelajari mata pelajaran
mereka
mengalami hambatan. Banyak kita dapatkan bahwasannya lingkungan social sangat
berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa, apalagi terhadap prestasi belajar sekolah,
banyak
siswa yang kegiatannya hanya bermain dengan teman-temannya, mereka tidak mau belajar dikarenakan
teman-teman yang lain juga
tidak belajar. Lingkungan Sekolah memiliki hubungan yang terkuat dan Lingkungan
masyarakat memiliki hubungan yang terlemah dengan Prestasi Belajar Siswa.
2.6 Hubungan antara media belajar dengan prestasi siswa.
Dalam pelaksanaan pendidikan disekolah
terdapat proses belajar mengajar yang akan menghasilkan perubahan dan kecakapan
pada diri individu. Belajar merupakan hal yang sangat dasar bagi manusia dan
merupakan proses yang tidak ada henti-hentinya, karena dengan belajar itulah
manusia dapat berkembang. Kegiatan belajar adalah merupakan suatu proses yang
terjadi secara menyeluruh dalam diri masing-masing individu. Guru dan murid
harus berkolaborasi semaksimal mungkin untuk mendapatkan prestasi belajar yang
tinggi.
Di antara faktor internal
yang menentukan
keberhasilan belajar salahsatunya adalah motivasi belajar. Motivasi belajar
adalah merupakan faktor psikisyang memberikan dorongan, menumbuhkan gairah,
merasa senang, semangatdalam melakukan kegiatan belajar. Motivasi belajar yang
tinggi pada siswa akan mendorong
siswa untuk giat belajar sehingga akan meningkatkan prestasi belajarnya. Faktor
Eksternal juga tidak kalah penting dalam pencapaian hasil belajar siswa. Salah
satu faktor eksternal yang juga mempengaruhi siswa dalammeraih keberhasilan
belajar adalah Media Pembelajaran. Tujuan dari adanyamedia pembelajaran adalah agar
siswa termotivasi untuk memahami pelajaranyang diajarkan bila media yang
digunakan sesuai sehingga akan meningkatkan kelancaran proses
belajar dan diharapkan prestasi yang nantinya dicapai juga akan baik. Dengan
demikian adanya motivasi belajar yang tinggi untuk belajar dan penggunaan media
pembelajaran yang sesuai, apabila berhasil akan memberi dampak positif karena
meningkatkan kegiatan belajar mengajar sehingga berjalan lancar dan juga
membuat para siswa lebih memahami yang diajarkan dan nantinya dapat berprestasi
tinggi. Demikian halnya dalam proses belajar mengajar, media pembelajaran merupakan
alat yang banyak berpengaruh terhadap proses pembelajaran yang berlangsung didalamnya.
Media juga merupakan salah satu dari banyak faktoryang mempengaruhi belajar dan
berdampak pada prestasi belajar peserta didik.
Sama halnya dengan motivasi belajar,
media pembelajaran merupakan salah satu faktor yang tidak dapat diabaikan
begitu saja. Sebab media merupakan alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan
dalam pembelajaran
2.7 Pengaruh teman sebaya terhadap prestasi siswa.
Pendidikan
merupakan salah satu kebutuhan manusia. Dengan pendidikan diharapkan manusia
dapat memberdayakan lingkungan sosial dan potensi alam untuk kepentingan
hidupnya, selain itu juga dapat meningkatkan status sosial. Secara tidak
langsung pendidikan juga dapat memperbaiki keadaan ekonomi suatu negara karena
dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari bahwa setiap kemiskinan dan
kemelaratan selalu berawal dari kebodohan. Dengan pendidikan maka dapat
dilahirkan manusia-manusia yang mampu membangun diri sendiri dan masyarakat
sekitarnya yang sesuai dengan bunyi Undang-Undang Pendidikan Nasional tahun
2003, bahwa Pendidikan nasional bertujuan mengembangkan potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Rendahnya hasil
belajar siswa diduga karena rendahnya disiplin belajar siswa dalam belajar.
Dalam hal belajar siswa akan berhasil belajarnya jika dalam dirinya ada kemauan
untuk belajar dan disiplin untuk belajar.
Disiplin adalah
kesadaran dan kesediaan seseorang untuk mematuhi norma-norma dan peraturan yang
berlaku. Tanpa disiplin maka sulit seseorang untuk mencapai tujuan yang
diinginkan. Karena disiplin merupakan langkah awal demi tercapainya suatu
tujuan pendidikan.
Faktor
ekstrinsik lingkungan sosial siswa khususnya teman sekelas (teman sebaya)
memiliki pengaruh terhadap motivasi belajar siswa yang pada akhirnya akan
mempengaruhi hasil belajar siswa itu sendiri. Faktor yang tidak kalah penting
namun sering luput dari perhatian para guru dan para orang tua adalah peranan
teman sebaya anak. Teman sebaya anak yang ada di sekolah maupun dalam
lingkungan tempat tinggal dapat mempengaruhi perilaku anak, persepsi anak
terhadap belajar dan sekolah, dan yang paling penting adalah dapat mempengaruhi
motivasi belajar anak.
Pengaruh
kelompok teman sebaya/ peranan teman sebaya terhadap pola perilaku anak
sangatlah berpengaruh, ini dapat dilihat dalam keseharian siswa banyak
menghabiskan waktu dengan teman-temannya dengan demikian maka akan tercipta
persepsi yang sama di antara mereka tentang belajar dan mereka akan lebih
percaya diri jika memperoleh motivasi sosial dari sesama anggota kelompoknya
(teman sebaya), kecenderungan siswa akan menyamai teman-teman sekelompoknya
dalam segala hal, selain itu teman sebaya menjadi sumber informasi juga bagi
para siswa terhadap informasi yang tidak diperoleh dari keluarganya dan informasi
ini biasanya tentang peranan sosialnya sebagai perempuan atau laki-laki, namun
yang masih kurang adalah belajar bersama dengan teman sebaya.
Fungsi teman
sebaya adalah menyediakan berbagai informasi mengenai dunia diluar keluarga.
Dengan kelompok teman sebaya, remaja menerima umpan balik mengenai kemampuan
yang mereka miliki dan remaja belajar dalam membedakan yang benar dan yang
salah. Kedekatan teman sebaya yang intensif akan membentuk suatu kelompok yang
dijalin erat dan tergantung antara satu sama lainnya, dengan demikian relasi
yang baik antara teman sebaya penting bagi perkembangan sosial remaja yang
normal.
2.8 Peranan orang tua terhadap prestasi siswa SMP Negeri 20 Malang.
Pendidikan merupakan proses pembentukan
kepribadian manusia.
Pendidikan pada umumya bertujuan untuk membentuk manusia yang bermoral dan
berilmu.
Berbicara masalah pendidikan, menyangkut
pula masalah tentang lingkungan pendidikan,
yang dikenal dengan tripusat pendidikan, yaitu lingkungan keluarga, lingkungan
sekolah, dan lingkungan masyarakat. Dari ketiga lingkungan tersebut, lingkungan
keluarga mempunyai peranan yang paling utama. Keluarga merupakan lembaga
pertama dalam pendidikan anak, karena dari keluargalah dasar pembentukan
tingkah laku, watak, dan moral anak.
Untuk mewujudkan tujuan pendidikan tidak
lepas adanya partisipasi serta bimbingan atau dukungan orang tua. Orang tua
merupakan pendidik utama dan pertama, karena pengaruh dari orang tualah yang
menjadi dasar perkembangan dan kehidupan anak dikemudian hari. Untuk itu
diperlukan usaha yang optimal dalam mencapai tujuan tersebut.
Mendidik anak dengan baik dan benar
berarti mengembangkan kemampuan siswa secara wajar. Potensi jasmani yang harus
dipenuhi adalah sandang, pangan, dan papan. Sedangkan potensi rohaninya adalah
berupa pembinaan intelektual, perasaan, dan budi pekerti.
Tugas utama orang tua adalah mengasuh,
membimbing, memelihara serta mendidik anak untuk menjadi cerdas, pandai dan
berakhla. Selain itu sebagai orang tua harus mampu menyediakan fasilitas atau
keprluan anak dalam pembelajaran untuk mendapatkan sebuah keberhasilan,
misalnya, buku-buku pelajaran.
Namun sekarang ini banyak orang tua yang
tidak menyadari bahwa cara mendidiknya membuat seorang anak merasa tidak
diperhatikan, dibatasi kebebasannya, dan dan tidak sayang padanya. Perasaan-perasaan
itulah yang membuat seorang anak prestasinya menurun, dan mempengaruhi sikap,
perasaan, dan cara berfikir bahkan kecerdasannya.
2.9 Hasil angket “Pengaruh Gaya Belajar terhadap Prestasi Siswa.”
Dari penyebaran angket tentang “Pengaruh
Pergaulan Teman terhadap Perilaku Siswa SMP Negeri 20 Malang” kepada 100 siswa
kelas 7,8, dan 9 SMP Negeri 20 Malang, penulis mendapatkan hasil yang akan
diuraikan sebagai berikut :
Pertanyaan pertama yaitu “Apakah orang tua Anda
mengawasi saat Anda belajar di rumah?” Yang menjawab ya sebanyak 62%, tidak sebanyak 23%, dan
ragu-ragu sebanyak 15%. Dari data tersebut menunjukkan bahwa orang tua memiliki
pernanan penting terhadap prestasi siswa SMP Negeri 20 Malang.
Pertanyaan kedua yaitu “Apakah Anda lebih sering
belajar di internet daripada di buku?” Yang menjawab ya sebanyak 31%, tidak
sebanyak 44%, dan ragu ragu sebanyak 25%. Dari data tersebut menunjukkan bahwa
siswa menggunakan fasilitas yang ada sebaik mungkin.
Pertanyaan ketiga yaitu “Apakah Anda
bisa belajar di tempat yang ramai?” Yang menjawab ya sebanyak 19%, tidak
sebanyak 65%, dan ragu-ragu sebanyak 16%. Dari data tersebut diperoleh hasil
bahwa sebagian besar siswa SMP Negeri 20 Malang bisa belajar di tempat yang
sepi.
Pertanyaan keempat yaitu
“Apakah suasana disekitar Anda mempengaruhi konsentrasi belajar Anda?” Yang
menjawab ya sebanyak 86%, tidak sebanyak 9%, dan ragi ragu sebanyak 5%. Dari
tersebut dapat disimpulkan bahwa konsentrasi siswa SMPN 20 Malang dipengaruhi
oleh suasana.
Pertanyaan kelima yaitu
“Apakah Anda mengikuti bimbingan belajar diluar sekolah?” Yang menjawab ya
sebanyak 62%, tidak sebanyak 36%, dan ragu ragu sebanyak 2%. Dari data diatas
menunjukkan bahwa banyak siswa SMPN 20 Malang mengikuti bimbingan belajar di
luar sekolah.
Pertanyaan keenam yaitu
“Apakah dengan adanya media internet prestasi Anda dapat meningkat?” Yang
menjawab ya sebanyak 50%, tidak sebanyak 6%, dan ragu ragu sebanyak 44%. Dari
data diatas menujukkan bahwa siswa SMPN 20 Malang bisa menggunakan fasilitas
internet sebagai media belajar.
Pertanyaan ketujuh yaitu
“Apakah Anda sudah mengatur jadwal belajar dengan baik?” Yang menjawab ya
sebanyak 52%, tidak sebanyak 15%, dan ragu ragu sebanyak 33%. Dari data diatas,
dapat disimpulkan bahwa sudah banyak siswa yang mengatur jadwal belajarnya
sendiri.
Pertanyaan kedelapan
yaitu “Apakah Anda lebih bisa menghafal materi dengan cara membacanya berulang
ulang?” Yang menjawab ya sebanyak 62%, tidak sebanyak 17%, dan ragu ragu
sebanyak 24%. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa siswa lebih bisa
menghafal materi dengan membacanya berulang ulang.
Pertanyaan kesembilan
yaitu “Apakah Anda lebih suka menulis ulang catatan agar anda dapat mengerti
pelajaran?” yang menjawab ya sebanyak 39%, tidak sebanyak 37%, dan ragu rau
sebanyak 24%. Dari data diatas menujukkan bahwa tak banyak siswa yang dapat
menghafal denegan cara menulis ulang.
Pertanyaan kesepuluh
yaitu “Sewaktu ulangan, apakah Anda mencoba mengingat kembali isi buku catatan
anda?” Yang menjawab ya sebanyak 84%, tidak sebanyak 3%, ragu ragu sebanyak
13%. Dari data diatas menunjukkan bahawa banyak siswa yang mencoba mengingat
kembali isi buku catatan.
Pertanyaan kesebelas
yaitu “Apakah Anda lebih suka belajar bersama?” Yang menjawab ya sebanyak 59%,
tidak sebanyak 22%, ragu ragu sebanyak 19%. Dari data diatas menujukkan bahwa
banyak siswa yang lebih suka belajar bersama dibanding belajar sendiri.
Pertanyaan keduabelas yaitu “Apakah
Anda bisa memahami pelajaran dengan musik?” Yang menjawab ya sebanyak 53%,
tidak sebanyak 27%, dan ragu ragu sebanyak 20%. Dai data diatas menujukkan
bahwa banyak anak yang bisa memahami pelajaran dengan adanya musik.\
Pertanyaan ketigabelas yaitu “Apakah
Anda lebih mudah bisa menerima penjelasan oleh guru?” Yang menjawab ya sebanyak
60%, tidak sebanyak 13%, dan ragu ragu 27%. Dari data diatas menujukkan bahwa
banyak anak yang bisa memahami materi dari penjelasa guru.
Pertanyaan
keempatbelas yaitu “Apakah Anda lebih suka pelajaran yang bersifat praktik?”
Yang menjawab ya sebanyak 66%, tidak sebanyak 17%, dan ragu ragu sebanyak 17%.
Dari data diatas menujukkan bahwa banyak anak yang lebih suka pelajaran
bersifat praktik.
Pertanyaan
kelimabelas yaitu “Apakah Anda sering melakukan kerja kelompok?” Yang menjawab
ya sebanyak 48%, tidak sebanyak 26%, da ragu ragu sebanyak 26%. Dari data
diatas dapat di simpulkan bahwa siswa lebih sering melakukan kerja kelompok.
Pertanyaan
keenambelas yaitu “Apakah Anda lebih suka belajar yang bersifat hafalan?” Yang
menjawab ya sebanyak 46%, tidak sebanyak 36%, dan ragu ragu sebanyak 18%. Dari
data diatas menujukkan bahwa banyak anak lebih suka pelajaran yang bersifat
hafalan.
Pertanyaan
ketujuhbelas yaitu “Apakah orang tua Anda mengetahui gaya belajar Anda?” Yang
menjawab ya sebanyak 61%, tidak sebanyak 22%, dan ragu ragu sebanyak 17%. Dari
data diatas menujukkan bahwa banyak orang tua yang mengetahui gaya belajar
anaknya.
Pertanyaan
kedelapanbelas yaitu “Apakah Anda bisa dengan cepat mencerna pelajaran dengan
membaca cepat?” Yang menjawab ya sebanyak 30% , tidak sebanyak 45%, dan ragu
ragu sebanyak 25%. Dari data diatas menujukkan bahwa banyak anak yang tidak
bisa mencerna pelajaran dengan cara membaca cepat.
Pertanyaan
kesembilanbelas yaitu “Apakah Anda pernah menghasilkan suatu karya yang
menambah prestasi Anda?” Yang menjawab ya sebanyak 42%, tidak sebanyak 22%, dan
ragu ragu sebanyak 36%. Dari data diatas menunjukkan bahwa banyak anak yang
telah menghasilkan suatu karya yang menambah prestasi mereka.
Pertanyaan
keduapuluh yaitu “Apakah Anda menginformasikan hasil belajar kepada orang tua
Anda” Yang menjawab ya sebanyak 69%, tidak sebanyak 19%, dan ragu ragu sebanyak
12%. Dari data diatas menujukkan bahwa banyak anak yang menginformasikan hasil
belajar kepada orang tua mereka.
BAB III
PENUTUP
Dalam
bab penutup ini penulis akan menguraikan tentang, (1) simpulan dan (2) saran
3.1 Simpulan
Dari hasil penelitian
yang penulis lakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Pendidikan
sangat besar maknanya bagi seseorang yang sedang mencari ilmu, terutama
pendidikan formal yang dijalani di sekolah. Pendidikan formal sangat penting
karena dianggap dapat menunjang kehidupan di masa depan.
2. Belajar
merupakan proses penting yang dilakukan dalam menjalani pendidikan, karena
dengan belajar seseorang dpat memahami dan memperdalam ilmu yang telah
didapatkan.
3. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan secara bersamaan saat
proses belajar oleh seseorang menunjukan cara belajar seseorang. Dan cara
seseorang belajar kebanyakan berbeda antara satu orang dengan yang lainnya,
karena kebutuhan dan kebiasaan setiap orang tidaklah selalu sama.
4. Cara atau metode yang dilakukan seseorang dalam proses
belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar yang
diraih.
3.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan dan
dari hasil kesimpulan yang telah diperoleh, beberapa saran yang penulis
sampaikan, antara lain:
1. Setiap
orang khususnya siswa yang sedang menjalani proses pendidikan di sekolah untuk lebih serius lagi dalam menjalani proses
pendidikan, karena pendidikan dapat menunjang kehidupan yang akan dihadapi di
masa yang akan datang.
2. Orang tua agar lebih mempehatikan dan membimbing
anaknya dalam proses belajar, akan tetapi tidak memaksakan anaknya untuk
belajar seperti yang mereka dikehendaki, dikarenakan kebutuhan setiap siswa
dalam belajarnya tidaklah sama dan harus sesuai agar hasil yang diperoleh dapat
dimaksimalkan.
DAFTAR RUJUKAN :
1. http://despitez.blogspot.com/2014/02/kti-pengaruh-pergaulan-teman-terhadap.html
(Sabtu, 20 Desember 2014. Pada pukul 09:46)
2.
http://www.caramudahbelajarbahasainggris.net/2013/10/Kumpulan-Motto-Hidup-Bahasa-Inggris-dan-Artinya.html
(Sabtu 20 Desember 2014. Pada pukul 10:35)
3.
http://kosegusite.blogspot.com/2011/06/kata-pengantar-alhamdulillah-segala.html
(Sabtu, 20 Desember 2014. Pada pukul 12:10)
4.
http://www.referensimakalah.com/2013/02/pengertian-gaya-belajar.html
(Sabtu, 27 Desember 2014. Pada pukul 08:35)
5.
http://www.slideshare.net/omcivics/pengaruh-gaya-belajar-siswa-terhadap-prestasi-siswa
(Sabtu, 27 Desember 2014. Pada pukul 09:13)
6.
http://novariant.blogspot.com/2013/01/kti.html
(Sabtu, 27 Desember 2014. Pada pukul 09:22)
7.
http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/04/macam-macam-gaya-belajar-karakteristik.html
(Sabtu, 27 Desember 2014. Pada pukul 10:12)
8.
http://mediaedukasiku.blogspot.com/p/pola-pola-belajar-siswa-oleh-gagne.html
(Selasa, 30 Desember 2014. Pada pukul 10:34)
9.
http://ikamulus.blogspot.com/2013/11/peranan-bimbingan-orangtua-terhadap.html
(Rabu, 31 Desember 2014. Pada pukul 07:28)
10. http://kim.ung.ac.id/index.php/KIMFIP/article/download/3772/3748( Jumat, 2 Januari 2015. Pada pukul 13:28)
11. http://eprints.uny.ac.id/1988/1/Skripsi%20Adi%20Kristianto.pdf ( Minggu,
04 Januari 2015. Pada pukul 09:50)
12. http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sosant/article/viewFile/2459/1775(Minggu, 04 Januari 2015. Pada pukul 21:00)
13. http://ejournal.unp.ac.id/students/index.php/pek/article/download/420/242(Minggu, 04 Januari 2015. Pada pukul 21:47)
14.
http://asepagus544.blogspot.com
(Senin 5 Januari 2015. Pada pukul 08:26)
LAMPIRAN
DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA
a. Guru
Pertanyaan
2.
Apa saja macam macam gaya belajar? Jelaskan!
3.
Adakah hubungan antara gaya belajar bagi prestasi siswa? Mengapa?
4.
Bagaimana cara gaya belajar yang efektf menurut Bapak/Ibu?
5.
Apakah yang membuat prestasi siswa menjadi turun?
6.
Menurut Bapak/Ibu, apa pengaruh posistif dari gaya belajar yang
Bapak/Ibu sebutkan tadi?
7.
Menurut Bapak/Ibu, apa pengaruh negatif dari gaya belajar yang Bapak/Ibu
sebutkan tadi?
8.
Menurut Bapak/Ibu, apakah orang tua mempunyai pengaruh yang besar terhadap prestasi siswa?
Mengapa?
9.
Bagaimanakah peran guru yang baik terhadap gaya belajar dan prestasi
siswa?
10. Menurut Bapak/Ibu, bagaimana gaya belajar
yang baik sehingga dapat meningkatkan prestasi siswa?
Jawaban
1.
Gaya belajar adalah salah satu kegiatan belajar yang menggunakan panca
indra.
2.
A. Visual : Memanfaatkan
kelebihan seseorang dengan penglihatan.
B.
Audio : Memanfaatkan kelebihan seseorang
dalam hal pendengaran.
C.
Kinestetik : Mengandalkan kelebihan dalam hal praktek/kelebihan.
3.
Ada, tergantung dimana ia mempunyai kelebihan dari 3 gaya belajar
tersebut.
4.
Dengan menggabungkan 3 gaya belajar tersebut.
5.
Tidak fokus pada gaya belajar masing masing/materi yang dipelajari.
6.
Ya, jika bisa menerapkan dengan fokus maka hasilnya luar biasa.
7.
Jika mengabaikan kekuatan yang dimiliki.
8.
Jelas, orang tua mendukung dalam hal sarana dan prasarana belajar.
9.
Guru yang bisa memperhatikan kekuatan dan kelemahan masing masing
peserta didik.
10. Yang bisa memanfaatka/ mengetahui kekuatan
gaya belajar masing masing individu.
b.
Siswa.
Pertanyaan.
1.
Menurut Anda, apakah gaya belajar itu?
2.
Menurut Anda, apakah gaya belajar itu berpengaruh pada prestasi siswa ? Mengapa?
3.
Menurut Anda, bagaimana gaya belajar yang baik bagi anda?
4.
Apakah seseorang bisa mengubah gaya belajarnya? Mengapa?
5.
Bagaimana hubungan prestasi anda dengan gaya belajar anda?
6.
Apakah Anda melaksanakan jadwal khusus untuk belajar Anda? Mengapa?
7.
Apakah orang tua anda berperan terhadap gaya belajar Anda? Jelaskan!
8.
Bagaimana anda menyikapi seseorang yang gaya belajarnya berbeda dengan
Anda?
9.
Bagaimana anda menyikapi teman Anda yang membuat gaduh saat anda belajar
di sekolah?
10. Apakah anda membutuhkan motivasi untuk
meningkatkan prestasi belajar Anda? Mengapa?
Jawaban.
1.
Gaya belajar adalah cara belajar seseorang yang membuat seseorang merasa
nyaman untuk belajar.
2.
Berpengaruh, jika belajarnya rajin akan berprestasi.
3.
Menurut saya, gaya belajar yang baik bagi saya dengan mendengarkan orang
yang menjelaskan.
4.
Ya, karena saya merasa canggung jika teman saya belajar dan saya tidak.
5.
Prestasi saya lebih meningkat dengan adanya gaya belajar saya saat ini.
6.
Ya, karena untuk kepentingan saya.
7.
Ya, orang tua saya selalu mendukung saya agar prestasi saya lebih
meningkat.
8.
Cuek saja, karena setiap orang memiliki gaya belajar yang berbeda.
9.
Ditegur agar tidak menggangu belajar saya.
10. Ya, karena motivasi yang baik akan
meningkatkan daya prestasi saya.
0 komentar:
Posting Komentar